KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Ada pengumuman yang mengejutkan dari manajemen Twitter. Perusahaan jejaring sosial itu mengatakan bahwa Komisi Perdagangan Federal (FTC) akan mengenakan denda hingga US$ 250 juta atau setara dengan Rp 3,6 triliun. The Verge memberitakan, penyebabnya adalah Twitter menggunakan nomor telepon dan alamat email pengguna untuk kepentingan iklan. Denda potensial akan dikenakan akibat pelanggaran perjanjian Twitter 2011 dengan FTC untuk tidak lagi menyesatkan konsumen tentang cara melindungi informasi pribadi mereka. Masih melansir The Verge, pada periode 2013 dan 2019, Twitter menggunakan nomor telepon dan alamat email yang disediakan "untuk tujuan keselamatan dan keamanan" demi membantu target iklan. Twitter sendiri sudah mengungkapkan praktik itu pada bulan Oktober, mengatakan bahwa hal itu dilakukan "secara tidak sengaja" dan menyebutnya sebagai suatu "kesalahan." FTC jelas meyakini bahwa Twitter menyesatkan konsumen dengan tidak mengungkapkan bahwa data mereka mungkin telah digunakan dengan cara ini.
Twitter terancam kena denda Rp 3,6 triliun!
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Ada pengumuman yang mengejutkan dari manajemen Twitter. Perusahaan jejaring sosial itu mengatakan bahwa Komisi Perdagangan Federal (FTC) akan mengenakan denda hingga US$ 250 juta atau setara dengan Rp 3,6 triliun. The Verge memberitakan, penyebabnya adalah Twitter menggunakan nomor telepon dan alamat email pengguna untuk kepentingan iklan. Denda potensial akan dikenakan akibat pelanggaran perjanjian Twitter 2011 dengan FTC untuk tidak lagi menyesatkan konsumen tentang cara melindungi informasi pribadi mereka. Masih melansir The Verge, pada periode 2013 dan 2019, Twitter menggunakan nomor telepon dan alamat email yang disediakan "untuk tujuan keselamatan dan keamanan" demi membantu target iklan. Twitter sendiri sudah mengungkapkan praktik itu pada bulan Oktober, mengatakan bahwa hal itu dilakukan "secara tidak sengaja" dan menyebutnya sebagai suatu "kesalahan." FTC jelas meyakini bahwa Twitter menyesatkan konsumen dengan tidak mengungkapkan bahwa data mereka mungkin telah digunakan dengan cara ini.