Tyson Food Divestasi Aset Unggas di China



KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Produsen daging dan makanan olahan AS, Tyson Foods berencana menjual lini bisnis unggasnya di China. Untuk memperlancar rencana ini, Tyson menyewa Goldman Sachs untuk memberi nasihat atas penjualan dan mengirimkan informasi awal kepada pembeli potensial termasuk kepada sejumlah perusahaan ekuitas swasta. 

Menurut sumber Reuters, proses penjualan masih pada tahap awal. Meskipun belum jelas valuasi bisnis unggas China milik Tyson, namun penjualan tahunannya sekitar US$ 1,1 miliar. 

Baca Juga: Memulai Awal Pekan, Wall Street Memerah dengan Saham Tyson Foods Jatuh


Pada bulan ini, Tyson juga sedang mengevaluasi semua unit operasi dan telah menutup lagi empat pabrik ayam di AS. Upaya terbaru ini untuk mengurangi biaya setelah pendapatan dan laba kuartal ketiga meleset dari ekspektasi Wall Street.

Pasar daging China menjadi semakin menantang, karena margin bisnis peternakan terjepit dalam dua tahun terakhir. Ini karena melemahnya permintaan selama pandemi Covid-19 dan kenaikan harga pakan karena perang Rusia-Ukraina. 

Selama beberapa tahun terakhir, perusahaan multinasional telah mendivestasikan bisnis China atau mengurangi kepemilikan mereka. Ini karena pertumbuhan ekonomi negara yang melambat, persaingan lokal yang ketat atau tantangan geopolitik. 

Menurut data Dealogic, beberapa perusahaan asing telah mendivestasi aset China dengan total senilai U$ 8,4 miliar di semua sektor sepanjang tahun ini. Di tahun 2022, nilai divestasi aset China mencapai US$ 13,5 miliar. 

Perusahaan lain yang melepas kepemilikan aset di China diantaranya raksasa pertanian AS, Cargill. Perusahahaan ini membuat kesepakatan pada bulan Mei untuk menjual bisnis unggasnya di China ke perusahaan ekuitas swasta DCP Capital dengan harga yang dirahasiakan.

Baca Juga: Wall Street menguji pasar, investor mencermati kenaikan kasus virus corona

Pembuat barang konsumen Inggris Reckitt Benckiser Group pada tahun 2021 menjual bisnis susu formula bayi dan nutrisi anak China ke perusahaan investasi Primavera Capital Group dengan nilai perusahaan sebesar US$ 2,2 miliar.

Koperasi susu Belanda FrieslandCampina memulai penjualan merek nutrisi bayi Friso pada Desember 2021 tetapi belum menemukan pembeli. Itu menjual pabrik susu formula bayi di China ke rekan lokal Mongolia Dalam Yili Industrial Group pada Juli 2022.

Produsen pakan dan daging utama China New Hope Liuhe bulan lalu mengatakan kepada investor bahwa mereka sedang meninjau bisnisnya dan mempertimbangkan untuk membawa investor strategis dalam bisnis unggas dan makanannya, dalam upaya untuk menurunkan rasio utang terhadap asetnya.

Sementara, Tyson Foods membuka pabrik pertamanya di China pada tahun 2001 dan sekarang memiliki empat pusat penelitian dan pengembangan. Tyson memiliki beberapa pabrik pemrosesan dan lusinan peternakan pembibitan di negara tersebut. Ini beroperasi di seluruh rantai industri di China, mulai dari pengembangbiakan dan penyembelihan hingga pemrosesan dan distribusi, menyediakan ayam, sapi, babi, dan makanan olahan.

Perusahaan ini pada bulan Juni meluncurkan pabrik baru yang berfokus pada makanan olahan ayam dan masakan siap pakai di kota Nantong, China timur. Pabrik lain yang berfokus pada makanan beku dan olahan panas di kota Xiaogan, China tengah. 

Sembilan bulan hingga Juli 2023, Tyson Foods melaporkan penjualan sebesar US$ 39,5 miliar  di mana US$ 1,9 miliar berasal dari segmen bisnis internasional dan lainnya yang mencakup operasinya di China.

Baca Juga: Wall Street Dibuka Turun Terseret Kekhawatiran The Fed pada Senin (6/2)

Editor: Avanty Nurdiana