KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) menyusut pada Januari 2024. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi M2 pada Januari 2024 sebesar Rp 8.721,9 triliun atau mengecil dari posisi akhir Desember 2023 yang sebesar Rp 8.826,5 triliun. Nominal uang beredar ini mengecil, padahal pada Januari 2024 masih ada aktivitas kampanye jelang Pemilihan Umum (Pemilu), yang seyogyanya turut mengerek peredaran uang.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat, penurunan M2 pada awal tahun ini lebih didorong oleh pola musiman. Sebab, ada normalisasi belanja setelah ngegas di akhir tahun 2022. “Bila dilihat dari pola-pola sebelumnya, memang biasa pada Januari ini akan cenderung lebih rendah. Karena, ada normalisasi,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (23/2).
Baca Juga: Pertumbuhan Uang Beredar pada Semester II-2024 Diprediksi Makin Besar Josua yakin, pada awal tahun ini masyarakat cenderung mengerem belanja. Ini juga sebenarnya terlihat dari data Indeks Penjualan Ritel (IPR) Januari 2024 yang sebesar 216,0 atau turun 1,0% mom. Namun, Josua tak khawatir akan penurunan ini. Ia menyebut penurunan tersebut wajar dan bukan karena daya beli tergerus. Justru, masyarakat memilih untuk menabung pada awal tahun ini untuk mempersiapkan belanja untuk momen Ramadan dan Idul Fitri 2024 yang jatuh pada Maret 2024 dan April 2024. “Pada Februari 2024 kemungkinan masih menurun, tetapi akan naik signifikan pada Maret 2024 dan kemudian pada April 2024,” kata Josua.
Josua melihat sebenarnya penurunan nominal M2 pada Januari 2024 ini tak sedalam penurunan pada Januari 2023 dan awal-awal tahun sebelumnya. Ia menilai, ini dampak dari adanya kampanye jelang Pemilu 2024, juga berbagai bantuan sosial yang digelontorkan oleh pemerintah. “Jadi, memang sepatutnya kalau penurunan pada bulan Januari 2024 ini tak sedalam pada periode tahun-tahun sebelumnya,” kata Josua. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat