KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intiland Development Tbk (
DILD) menyambut positif keputusan Bank Indonesia (BI) yang memperpanjang ketentuan uang muka atau
down payment (DP) 0% untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) hingga 31 Desember 2022. Bersamaan dengan itu, BI juga memperpanjang ketentuan rasio
loan to value/financing to value (LTV/FTV) kredit atau pembiayaan properti menjadi paling tinggi 100% hingga 31 Desember 2022 mendatang.
Corporate Secretary DILD Theresia Rustandi menyampaikan, perpanjangan kebijakan tersebut memberikan dampak baik bagi masyarakat dan industri properti. Selain dipercaya akan mampu mendorong pertumbuhan kredit dan penjualan properti, kebijakan DP 0% untuk KPR juga memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memiliki rumah.
“Kami melihat perpanjangan insentif kebijakan DP 0% bisa semakin memberikan daya ungkit terhadap tumbuhnya kembali investasi properti,” ungkap dia, Rabu (20/10).
Baca Juga: Intiland (DILD) punya landbank yang cukup untuk pengembangan hingga 20 tahun ke depan Di samping itu, kebijakan BI untuk melonggarkan rasio LTV/FTV menjadi 100% untuk semua jenis properti diharapkan DILD dapat mendorong masyarakat untuk memanfaatkan momentum pembelian atau investasi properti. Hanya memang, kebijakan seperti ini sangat memerlukan dukungan dari perbankan untuk merealisasikannya. Yang terang, perpanjangan kebijakan tersebut memberikan efek psikologi positif bagi masyarakat dan pengembang, khususnya untuk pembelian rumah atau hunian siap pakai sekaligus memberi dampak pada penjualan rumah inden. Theresia menjelaskan, sejauh ini kebijakan DP 0% untuk KPR telah memberikan dampak positif terhadap kinerja penjualan properti DILD, terutama pada produk perumahan. Per semester I-2021, pendapatan pra penjualan (
marketing sales) DILD melonjak 175% (yoy) menjadi Rp 943 miliar. Dari angka tersebut,
marketing sales dari segmen rumah tapak mencapai Rp 347 miliar atau 37% dari total
marketing sales DILD. Sebagian besar dari penjualan rumah tapak tersebut memiliki harga di bawah Rp 1,5 miliar per unit.
DILD juga mencatatkan penjualan dari segmen pengembangan
mixed-use dan
high rise sebesar Rp 322 miliar atau 34% dari total
marketing sales di semester I-2021. Adapun penjualan dari segmen pengembangan kawasan industri tercatat sebesar Rp 274 miliar di waktu yang sama. Terlepas dari diperpanjangnya kebijakan DP 0% untuk KPR maupun kebijakan rasio LTV/FTV, Manajemen DILD belum menentukan nilai target
marketing sales untuk tahun depan. Emiten tersebut masih akan melihat terlebih dahulu perkembangan pasar properti dan pencapaian penjualan hingga akhir tahun nanti. “Dari beberapa segmen produk properti, penjualan perumahan masih menjadi pendorong utama bagi kami,” pungkas Theresia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari