Uang muka bikin properti menengah tumbuh melambat



JAKARTA. Peraturan minimal uang muka 30% untuk kredit pembiayaan rumah ukuran luas diatas 70 meter persegi (m2) yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) 15 Juni lalu, ternyata sukses memperlambat pertumbuhan rumah kelas menengah semester 1 tahun ini.

Hal tersebut disampaikan konsultan properti Cushman & Wakefield yang telah melakukan penelitian terhadap pengembang perumahan di daerah Jabodetabek. Cushman & Wakefield mencatat, pertumbuhan pasokan rumah semua segmen kelas menengah semester 1 2012 hanya naik 1,8%,  tak jauh berbeda dibandingkan pertumbuhan semester 2 2011 yang tumbuh 1,72%.

Pertumbuhan paling lambat terjadi pada perumahan kelas menengah, yakni 0,97%. Sedangkan, permintaan pada semester I tahun 2012 hanya tumbuh 2,66%. Angka pertumbuhan itu terbilang kecil jika dibandingkan pertumbuhan permintaan semester sebelumnya.


"Perlambatan pertumbuhan dikarenakan terjadi saling tarik menarik antara pengembang dan pembeli rumah kelas menengah. Dimana pengembang menahan unitnya karena ingin melihat situasi pasar setelah beleid ditetapkan, begitu pula dengan para calon pembeli," ujar Arief Rahardjo, Head of Research and Advisory Cushman & Wakefield kepada wartawan hari ini (4/10) di Jakarta.

Sekadar catatan, semester I tahun ini, pasokan perumahan paling banyak ada di Tangerang yakni sebesar 137.430 unit atau 46% dari total pasokan 298.391 unit. Peringkat kedua dari kawasan Bekasi sebanyak 78.729 unit atau 26%, disusul dari Bogor dan Depok yang sebanyak 61.619 unit atau sekitar 21% dari total pasokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri