JAKARTA. Pertumbuhan industri asuransi jiwa dan umum konvensional sepanjang 2012 tidak sesuai harapan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga akhir 2012, premi industri asuransi konvensional hanya tumbuh 10,3%, menjadi Rp 171,6 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 155,56 triliun (lihat tabel). Angka ini jauh di bawah perkiraan industri pada tahun lalu akan tumbuh di kisaran 20%-30%. Lesunya pertumbuhan industri asuransi akibat rendahnya kontribusi premi asuransi jiwa, umum dan reasuransi, serta asuransi sosial. Premi asuransi jiwa hanya tumbuh 7% menjadi Rp 103,51 triliun, Asuransi umum dan reasuransi tumbuh 10% menjadi Rp 42,9 triliun dan asuransi sosial tumbuh 15,5% menjadi Rp 7,79 triliun. Asuransi PNS/TNI/Polri merupakan sektor yang tumbuh normal, dengan kenaikan 28,3% menjadi Rp 17,3 triliun. Sayang, Firdaus Djaelani, Kepala Eksekutif Industri Keuangan Non-Bank OJK, belum mau berkomentar, dengan alasan belum membaca laporan. "Nanti lihat laporan dulu," ujarnya, Rabu (20/3). Hendrisman Rahim, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) juga mengungkapkan hal sama . "Saya belum melihat data jadi tidak bisa berkomentar," jawabnya ketika dihubungi KONTAN. Julian Noor, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), mengatakan rendahnya premi asuransi umum dan reasuransi karena pemberlakuan aturan uang muka (DP) Bank Indonesia (BI) dan pemerintah. Maklum, selama ini asuransi kendaraan bermotor merupakan salah satu bisnis andalan perusahaan asuransi umum dalam mengumpulkan premi. Menariknya, di saat premi tumbuh rendah, justru total klaim industri asuransi konvensional terkerek tajam sekitar 23,2% atau Rp 108,8 triliun. Salah satu penopang peningkatan tersebut berasal dari naiknya klaim asuransi umum dan reasuransi pada tahun lalu sebesar 32% menjadi Rp 19,7 triliun. Maklum tahun lalu, beberapa perusahaan asuransi harus menanggung klaim besar dari produk asuransi satelit dan migas. Kontribusi klaim lain, dari asuransi jiwa sekitar Rp 70,2 triliun atau tumbuh 17,4%. Dalam hal permodalan, tahun lalu industri asuransi juga tidak menunjukkan pertumbuhan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Total permodalan asuransi konvensional Rp 112,96 triliun atau hanya tumbuh 15,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Uang muka dibatasi, premi naik tipis
JAKARTA. Pertumbuhan industri asuransi jiwa dan umum konvensional sepanjang 2012 tidak sesuai harapan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga akhir 2012, premi industri asuransi konvensional hanya tumbuh 10,3%, menjadi Rp 171,6 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 155,56 triliun (lihat tabel). Angka ini jauh di bawah perkiraan industri pada tahun lalu akan tumbuh di kisaran 20%-30%. Lesunya pertumbuhan industri asuransi akibat rendahnya kontribusi premi asuransi jiwa, umum dan reasuransi, serta asuransi sosial. Premi asuransi jiwa hanya tumbuh 7% menjadi Rp 103,51 triliun, Asuransi umum dan reasuransi tumbuh 10% menjadi Rp 42,9 triliun dan asuransi sosial tumbuh 15,5% menjadi Rp 7,79 triliun. Asuransi PNS/TNI/Polri merupakan sektor yang tumbuh normal, dengan kenaikan 28,3% menjadi Rp 17,3 triliun. Sayang, Firdaus Djaelani, Kepala Eksekutif Industri Keuangan Non-Bank OJK, belum mau berkomentar, dengan alasan belum membaca laporan. "Nanti lihat laporan dulu," ujarnya, Rabu (20/3). Hendrisman Rahim, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) juga mengungkapkan hal sama . "Saya belum melihat data jadi tidak bisa berkomentar," jawabnya ketika dihubungi KONTAN. Julian Noor, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), mengatakan rendahnya premi asuransi umum dan reasuransi karena pemberlakuan aturan uang muka (DP) Bank Indonesia (BI) dan pemerintah. Maklum, selama ini asuransi kendaraan bermotor merupakan salah satu bisnis andalan perusahaan asuransi umum dalam mengumpulkan premi. Menariknya, di saat premi tumbuh rendah, justru total klaim industri asuransi konvensional terkerek tajam sekitar 23,2% atau Rp 108,8 triliun. Salah satu penopang peningkatan tersebut berasal dari naiknya klaim asuransi umum dan reasuransi pada tahun lalu sebesar 32% menjadi Rp 19,7 triliun. Maklum tahun lalu, beberapa perusahaan asuransi harus menanggung klaim besar dari produk asuransi satelit dan migas. Kontribusi klaim lain, dari asuransi jiwa sekitar Rp 70,2 triliun atau tumbuh 17,4%. Dalam hal permodalan, tahun lalu industri asuransi juga tidak menunjukkan pertumbuhan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Total permodalan asuransi konvensional Rp 112,96 triliun atau hanya tumbuh 15,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News