Ubah model bisnis, Trikomsel berjuang percantik kinerja keuangan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perusahaan ritel dan distribusi telekomunikasi selular Indonesia, PT Trikomsel Oke Tbk cenderung mengalami penurunan sejak tahun 2015. Manajemen pun menjelaskan, penurunan tersebut sebagai imbas dari adanya perubahan model bisnis.

Mengutip laporan keuangan perusahaan ini, pada 2016, emiten berkode saham TRIO di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu membukukan pendapatan sebesar Rp 1,71 triliun. Nilai tersebut turun 73% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang ada di angka Rp 6,4 triliun.

Penurunan tersebut bahkan sudah terjadi sejak tahun 2015. Pendapatan perseroan ini terkoreksi hingga 40% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang ada di angka Rp 10,77 triliun.


Mely, Direktur Independen Trikomsel mengatakan, kinerja Trikomsel yang cenderung mencatatkan penurunan itu, disebabkan oleh adanya perpindahan model bisnis dari telepon selular.

"Bisnis penjualan mobile phone ini pindah terus dari brand satu ke brand lain. Otomatis dalam setiap perpindahan ada efek-efeknya," ungkap Mely di Jakarta, Selasa (30/1).

Menurut Mely, brand Blackberry yang sebelumnya sempat merajai, sekarang sudah hilang, sehingga berimbas langsung terhadap kinerja Trikomsel.

Terkait tren e-commerce, pihaknya sudah mulai masuk ke bisnis tersebut sejak lama dengan adanya situs Oke.com maupun Globalshop.com, sehingga tren e-commerce saat ini tidak banyak memengaruhi kinerja. Apalagi, perusahaan ini baru benar-benar aktif mengelola e-commerce pada tahun 2017 lalu.

Mely bilang, kinerja e-commerce pada tahun lalu masih berkontribusi sangat kecil terhadap total pendapatan Trikomsel. Namun dia tidak menyebut angka secara detail. "Masih kecil sekali, karena kita baru mulai, terlebih masih adanya black market," ungkap Mely.

Hingga saat ini, kontribusi penjualan paling besar masih disumbang dari penjualan melalui offline ritel. Adapun dari total pendapatan yang berhasil dibukukan oleh Trikomsel, komposisi pendapatan dari penjualan telepon seluler masih mendominasi.

Mengutip laporan keuangan Trikomsel, hingga September 2017, penjualan telepon selular mencapai Rp 908,45 miliar dari total pendapatan yang mencapai Rp 1,53 triliun, ini disusul oleh pendapatan dari voucer isi ulang yang mencapai Rp 353,56 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini