UBC Medical Indonesia (LABS) Mengincar Dana IPO Rp 73 Miliar, Ini Rencana Ekspansinya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT UBC Medical Indonesia Tbk akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan distributor alat kesehatan berencana untuk menggelar penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO). 

Calon emiten yang akan menggunakan kode saham LABS akan menawarkan 700 juta saham. Ini setara dengan 17,72% dari modal ditempatkan dan disetor pasca penawaran umum perdana. 

UBC Medical Indonesia menetapkan harga penawaran awal atau book building di kisaran Rp 100 per saham–Rp 105 per saham. Alhasil, LABS berpotensi mengantongi dana segar sebanyak-banyaknya Rp 73,50 miliar.


Direktur Utama UBC Medical Indonesia FX Yoshua Raintjung menjelaskan seluruh dana dari hasil IPO akan digunakan sebagai modal kerja, termasuk biaya operasional. 

“Kami akan terus mengembangkan produk alat kesehatan dalam negeri sesuai dengan kebutuhan pasar dengan fokus produk molekular,” kata dia dalam konferensi pers, Jumat (21/6).

Baca Juga: UBC Medical Indonesia (LABS) Mau IPO, Valuasi Harga Penawarannya Premium

Yoshua menyebut pangsa pasar produk molekular salah satu yang paling besar. Namun di Indonesia, pasar produk molekular masih kecil, tapi ada potensi untuk berkembang dengan cepat. 

Melalui anak usahanya, yaitu PT Estora Medika Indonesia, LABS juga telah memproduksi alat kesehatan diagnostik dalam negeri. Perusahaan ini lah yang akan menjadi tulang punggung LABS. 

Adapun Estora Medika Indonesia memiliki pabrik di Pulo Gadung, Jakarta Timur. Namun dalam waktu dekat ini, kata Yoshua, LABS belum berencana untuk mengembangkan kapasitas pabrik.

"Kami punya rencana jangka panjang untuk pengembangan kapasitas pabrik pada 2026 karena tahun ini kami sedang berusaha untuk mendapatkan PQ-WHO," katanya. 

Baca Juga: Kebijakan BEI Tak Tepat, Short Selling di Saat IHSG Sekarat Hanya Bikin Mudarat

Untuk bisa mendapatkan PQ-WHO dibutuhkan waktu kurang lebih dua tahun. Jika LABS mendapatkan PQ-WHO ini, maka produk UBC Medical akan mendapatkan rekomendasi dari WHO. 

Dengan rekomendasi dari lembaga kesehatan dunia itu akan membuka ruang bagi LABS untuk memperluas pangsa ekspor. Meski begitu, LABS akan tetap meningkatkan kebutuhan pasar dalam negeri. 

Sejalan dengan rencana ekspansi itu, LABS menargetkan bisa mengantongi pendapatan Rp 300 miliar hingga tutup tahun. Kemudian dari bottom line, LABS mengincar pertumbuhan sekitar 15%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati