UBS: Emas akan turun sebesar dua digit!



NEW YORK. Berdasarkan data yang dirilis perusahaan investasi Coutts, harga emas dunia sudah menjadi aset investasi dengan performa terbaik pada tahun ini. Asal tahu saja, dari awal tahun hingga hari kemarin (25/2), harga si kuning mentereng sudah naik 10%. Meski demikian, sejumlah analis mengingatkan agar investor jangan terlalu nyaman dengan kondisi ini.

Dominic Schnider, head of non traditional asset classes UBS mengatakan, reli harga emas di tahun 2014 akan berakhir menyedihkan. Bahkan, dia memprediksi, harga emas dan perak akan mengalami penurunan sebesar dua digit.

"Aksi beli yang kita lihat beberapa waktu terakhir bukan didorong oleh faktor fundamental, namun lebih karena momentum. Sehingga, kita akan melihat penurunan harga emas sebesar dua digit pada tahun ini," jelas Schnider. Dia juga meramal bearish untuk pergerakan harga emas jangka panjang.


Kemarin (25/2), harga emas ditransaksikan mendekati level tertinggi dalam empat bulan terakhir di transaksi perdagangan Asia, dengan dibuka di atas level US$ 1.340 per troy ounce. Pemicunya, kecemasan terhadap perlambatan ekonomi AS dan ketegangan geopolitik di Ukraina mendorong minat investor terhadap aset-aset aman, termasuk emas.

Namun, terkait hal itu, Schnider kembali mengingatkan investor agar waspada karena pergerakan harga emas akan kembali bergerak negatif seiring perekonomian global yang positif.

"Pikirkan mengenai hal ini. Memasuki kuartal dua, pasar SUN AS akan naik, dollar akan menguat, dan pasar saham akan terus mencetak kenaikan. Dampaknya, kita akan melihat banyaknya dana yang keluar dari Exchange Traded Funds (ETF)," tambahnya.

Meski demikian, ada pula analis yang masih tetap bullish terhadap emas hingga akhir tahun mendatang.

Salah satu faktor bullish bagi pergerakan harga emas adalah meningkatnya permintaan dari China yang diprediksi akan melampaui India sebagai negara pengimpor emas terbesar dunia. China Gold Association pada pekan lalu merilis data bahwa tingkat konsumsi emas China di sepanjang 2013 diprediksi akan naik 41% menjadi 1.176 metrik ton dibanding tahun sebelumnya.

"Ada peningkatan permintaan untuk perhiasan dan permintaan dari sejumlah negara karena ketidakpastan di pasar global. Lagi pula, investor sepertinya lebih nyaman dengan ide tapering the Fed, di mana kondisi itu akan berdampak positif bagi harga emas," jelas David Lennox, resources analyst Fat Prophets di Sydney.

Menurut Lennox, pemerintah AS dalam waktu dekat akan kembali fokus dalam mengurus defisit anggaran yang pada akhirnya akan menekan dollar AS. Hasilnya, harga emas akan naik.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie