NEW YORK. The Federal reserve mengirimkan pesan beragam ke pasar saham. Tidak percaya? Pada pekan lalu, misalnya, Pimpinan The Fed Janet Yellen terlihat mencemaskan kondisi outlook ekonomi global yang melemah. Dia bilang, "Situasi global bearish dan harus menjadi diwaspadai." Pernyataan ini dapat diartikan sebagai "dovish" atau pendekatan hati-hati The Fed terkait waktu pelaksanaan kenaikan suku bunga acuan dari level nol. Namun, beberapa hari kemudian, muncul pernyataan-pernyataan kontradiktif dari sejumlah Presiden The Fed yang cenderung "hawkish" atau ingin menaikkan suku bunga acuan secepatnya.
Tak pelak, investor pasar saham berupaya keras untuk memahami alasan di balik keputusan The Fed untuk tidak menaikkan suku bunga acuannya pada 17 September lalu dan sekaligus memprediksi kapan tepatnya suku bunga AS akan dinaikkan. Berikut kronologi dari sinyal The Fed yang membingungkan tersebut: - 17 September Yellen mengumumkan bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuannya. Meski bank sentral AS itu cukup optimistis mengenai perekonomian Amerika, Yellen mengutip perlambatan ekonomi global dan pasar saham yang volatil sebagai alasan untuk menunggu kenaikan suku bunga. "Kecemasan mengenai pertumbuhan China dan ekonomi emerging market lainnya menyebabkan pergerakan liar pada pasar finansial," jelas Yellen. - 19 September Dua hari pasca pidato Yellen, Presiden Fed San Francisco John Williams bilang keputusan untuk menaikkan suku bunga acuan semakin dekat. Hal itu berlawanan dengan pernyataan resmi The Fed, yang menunjukkan 9 dari 10 anggota The Fed menolak kenaikan suku bunga. Satu-satunya pembangkang adalah Jeffrey Lacker, Presiden The Fed Richmond yang ingin agar The Fed mengerek suku bunganya. Williams berpendapat, performa ekonomi AS tidak dijamin oleh suku bunga yang mendekati level nol. "Perekonomian sudah jauh lebih baik dibanding masa-masa suram pada akhir 2009. Saat ini, kita berada di masa yang sangat berbeda dibanding saat kita pertama kali memberlakukan kebijakan akomodatif yang sangat ekstrem," paparnya. - 21 September Williams bukan satu-satunya orang yang mengeluarkan pernyataan berlawanan dengan Yellen.
Presiden The Fed St. Louis Bullard juga setuju agar bank sentral AS segera menaikkan suku bunganya. "Ada kasus besar di mana ini saatnya untuk menormalisasi tingkat suku bunga. Saya rasa, sekarang saatnya untuk bergerak," jelas Bullard. Pada hari yang sama, Presiden The Fed Atlanta Andrew Lockhart menyebut, besar kemungkinan suku bunga akan naik pada tahun ini -selama pasar saham tak bergejolak. "Jika segala sesuatunya tak bergejolak, saya siap untuk masuk ke kebijakan suku bunga yang lebih normal," kata Lockhart.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie