JAKARTA. Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tertarik pada produk udang Indonesia. Akhir pekan lalu, Central Seaway Company Inc. (CenSea) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Indokom Samudera Perkasa, senilai Rp 60 miliar MoU tersebut terlaksana berkat kolaborasi antara Kementerian Perdagangan dan Tim Amerika Serikat (AS), yang terdiri atas Atase Perdagangan (Atdag) Washington DC, Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Chicago, serta ITPC Los Angeles. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan, bahwa maritim merupakan masa depan peradaban Indonesia. “Potensi maritim Indonesia begitu besar. Samudera, laut, selat, dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Hal ini terlihat dari nilai ekspor produk udang beku Indonesia terus mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir dengan tren sebesar 14,26%,” ujar Rachmat, dalam siaran persnya, Sabtu (1/11). Program misi pembelian difasilitasi Kementerian Perdagangan dan menjadi platform bisnis yang efektif. Tahun ini, Kemendag telah memfasilitasi 14 kegiatan misi pembelian dengan total nilai kerja sama sebesar US$ 48,92 juta (Rp 587,09 miliar). Program misi pembelian ini menjadi platform efektif bagi eksportir dan produsen Indonesia untuk mengembangkan bisnis sekaligus menegaskan Indonesia sebagai negara pemasok utama di pasar global. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, ekspor udang beku Indonesia ke AS mengalami tren positif sebesar 25,93%. Selama periode Januari-Juli 2014, nilai ekspor udang beku Indonesia ke AS adalah sebesar US$ 518,3 juta. Nilai ini mengalami peningkatan sebesar 65,09% dibandingkan periode yang sama setahun sebelumnya yang hanya mencapai US$ 313,9 juta. Pada 2013, total ekspor udang beku pernah mencapai nilai US$ 1,2 miliar. Selama periode 2009-2013, ekspor udang beku mengalami tren positif sebesar 14,26%. Untuk periode Januari-Juli 2014, nilai ekspor udang beku mencapai US$ 841,9 juta atau mengalami peningkatan sebesar 34,77% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Rachmat memastikan program misi pembelian ini dapat membantu buyer maupun calon buyer untuk memperoleh rekomendasi perusahaan yang tepat sebagai tambahan referensi. "Melalui program ini, akan lebih banyak lagi eksportir yang terbantu,” kata Rachmat. PT Indokom Samudera Perkasa sendiri pernah memboyong penghargaan Primaniyarta kategori Eksportir Berkinerja tahun 2012. Perusahaan ini bergerak di bidang produksi perikanan beku seperti cumi-cumi, ikan laut, dan udang beku sebagai produk utama. Sedangkan Censea yang selama 33 tahun bermitra dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia, mengimpor sekitar 8%-10% produk udang dari Indonesia. Importir yang bermarkas di Illinois, AS, tersebut mengambil mayoritas produk hasil laut tersebut dari Lampung, Jakarta, Surabaya, Kalimantan, dan Banyuwangi. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Udang Indonesia makin diminati AS
JAKARTA. Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tertarik pada produk udang Indonesia. Akhir pekan lalu, Central Seaway Company Inc. (CenSea) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Indokom Samudera Perkasa, senilai Rp 60 miliar MoU tersebut terlaksana berkat kolaborasi antara Kementerian Perdagangan dan Tim Amerika Serikat (AS), yang terdiri atas Atase Perdagangan (Atdag) Washington DC, Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Chicago, serta ITPC Los Angeles. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan, bahwa maritim merupakan masa depan peradaban Indonesia. “Potensi maritim Indonesia begitu besar. Samudera, laut, selat, dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Hal ini terlihat dari nilai ekspor produk udang beku Indonesia terus mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir dengan tren sebesar 14,26%,” ujar Rachmat, dalam siaran persnya, Sabtu (1/11). Program misi pembelian difasilitasi Kementerian Perdagangan dan menjadi platform bisnis yang efektif. Tahun ini, Kemendag telah memfasilitasi 14 kegiatan misi pembelian dengan total nilai kerja sama sebesar US$ 48,92 juta (Rp 587,09 miliar). Program misi pembelian ini menjadi platform efektif bagi eksportir dan produsen Indonesia untuk mengembangkan bisnis sekaligus menegaskan Indonesia sebagai negara pemasok utama di pasar global. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, ekspor udang beku Indonesia ke AS mengalami tren positif sebesar 25,93%. Selama periode Januari-Juli 2014, nilai ekspor udang beku Indonesia ke AS adalah sebesar US$ 518,3 juta. Nilai ini mengalami peningkatan sebesar 65,09% dibandingkan periode yang sama setahun sebelumnya yang hanya mencapai US$ 313,9 juta. Pada 2013, total ekspor udang beku pernah mencapai nilai US$ 1,2 miliar. Selama periode 2009-2013, ekspor udang beku mengalami tren positif sebesar 14,26%. Untuk periode Januari-Juli 2014, nilai ekspor udang beku mencapai US$ 841,9 juta atau mengalami peningkatan sebesar 34,77% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Rachmat memastikan program misi pembelian ini dapat membantu buyer maupun calon buyer untuk memperoleh rekomendasi perusahaan yang tepat sebagai tambahan referensi. "Melalui program ini, akan lebih banyak lagi eksportir yang terbantu,” kata Rachmat. PT Indokom Samudera Perkasa sendiri pernah memboyong penghargaan Primaniyarta kategori Eksportir Berkinerja tahun 2012. Perusahaan ini bergerak di bidang produksi perikanan beku seperti cumi-cumi, ikan laut, dan udang beku sebagai produk utama. Sedangkan Censea yang selama 33 tahun bermitra dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia, mengimpor sekitar 8%-10% produk udang dari Indonesia. Importir yang bermarkas di Illinois, AS, tersebut mengambil mayoritas produk hasil laut tersebut dari Lampung, Jakarta, Surabaya, Kalimantan, dan Banyuwangi. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News