KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Presiden Komisi Eropa Vera Jourova mengatakan pada Selasa (26/09) bahwa platform media sosial X (sebelumnya Twitter) milik Elon Musk, memiliki "rasio unggahan misinformasi/disinformasi terbesar.” Hal itu ia sampaikan dalam sebuah konferensi pers tentang pembaruan kode etik Uni Eropa tahun 2022 yang menjadi pedoman untuk menindak hoaks di platform media sosial dan perusahaan periklanan. Menurut Jourova, X dikategorikan "tidak lolos” karena perusahaan milik Elon Musk itu keluar dari kode etik. X sendiri tidak ikut menjadi penandatangan kode etik Uni Eropa (UE) tersebut.
Rusia dituding punya "senjata manipulasi massal”
Menurut Jourova, salah satu isu utama yang perlu diwaspadai adalah berlarut-larutnya invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina. Baca Juga: Sejumlah Emiten Ini Berpotensi Raup Cuan dari Masuknya Starlink di Indonesia "Ini bukan urusan biasa. Kremlin berperang di Ukraina dengan bom, tapi di wilayah lain termasuk UE, mereka memakai kata-kata,” ujarnya dalam pernyataan itu. Jourova mengatakan, untuk memenuhi narasinya sendiri, Rusia memiliki "senjata manipulasi massal bernilai jutaan euro yang ditujukan tidak hanya untuk internal di Rusia tapi juga Eropa dan seluruh dunia.” Ia pun mendesak perusahaan-perusahaan media sosial untuk mengatasi risiko ini karena "Kremlin dan pihak lain diprediksi akan aktif sebelum pemilu.”Artikel ini telah tayang di DW.com dengan judul "UE: Platform X Milik Elon Musk adalah Sumber Disinformasi Terbesar", Klik untuk baca: https://www.dw.com/id/ue-platform-x-milik-elon-musk-adalah-sumber-disinformasi-terbesar/a-66933341?maca=ind-VAS_Ind_Kontan_News-35437-xml-media