JAKARTA. Tingkat konsumsi rokok masyarakat Indonesia terlampau masih tinggi. Mayoritas di antara mereka berada dalam kisaran pemuda dalam rentang usia 15-19 tahun. Guru Besar Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany mengatakan, hal ini disebabkan oleh harga rokok yang masih terlalu murah. Menurutnya, pemerintah belum cukup mampu untuk menahan dan mengendalikan prevalensi konsumsi rokok. "Dalam Workshop Harga Rokok, Dilema Pembangunan dan Kualitas Hidup di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (20/12), Hasbullah bilang, sebagai solusi untuk mengendalikan konsumsi sekaligus memandang keekonomian industri rokok, ia pernah simulasi tentang penetapan harga rokok yang paling tepat yaitu di harga Rp 50.000 per bungkus.
UI: Harga rokok Rp 50.000 cocok di produsen besar
JAKARTA. Tingkat konsumsi rokok masyarakat Indonesia terlampau masih tinggi. Mayoritas di antara mereka berada dalam kisaran pemuda dalam rentang usia 15-19 tahun. Guru Besar Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany mengatakan, hal ini disebabkan oleh harga rokok yang masih terlalu murah. Menurutnya, pemerintah belum cukup mampu untuk menahan dan mengendalikan prevalensi konsumsi rokok. "Dalam Workshop Harga Rokok, Dilema Pembangunan dan Kualitas Hidup di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (20/12), Hasbullah bilang, sebagai solusi untuk mengendalikan konsumsi sekaligus memandang keekonomian industri rokok, ia pernah simulasi tentang penetapan harga rokok yang paling tepat yaitu di harga Rp 50.000 per bungkus.