Uji Coba Rudal Balistik Jarak Jauh Korea Utara Jatuh di Antara Jepang dan Rusia



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pada Kamis (31/10/2024), menurut Korea Selatan dan Jepang, Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak jauh ke laut di lepas pantai timurnya. 

Pernyataan tersebut dirilis sehari setelah Seoul melaporkan bahwa Korea Utara sedang melakukan persiapan untuk menguji peluncuran rudal balistik antarbenua.

Reuters melaporkan, kata Kepala Staf Gabungan dalam sebuah pernyataan, peluncuran rudal balistik pada sudut yang sangat tinggi, dilakukan dari daerah dekat ibu kota Korea Utara, Pyongyang, pada pukul 7:10 pagi (2210 GMT). 


Pemerintah Jepang kemudian mengatakan rudal tersebut jatuh ke laut pada pukul 8:37 pagi (2337 GMT).

"Diyakini rudal balistik Korea Utara adalah rudal balistik jarak jauh yang ditembakkan pada sudut yang tinggi," kata Kepala Staf Gabungan dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, pemerintah Jepang mengatakan rudal itu diperkirakan akan mendarat sekitar 300 km (190 mil) di sebelah barat Pulau Okushiri di lepas pantai Hokkaido utara, di luar zona ekonomi eksklusifnya dan menuju pantai Rusia.

Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba kemudian mengatakan tidak ada kerusakan yang dilaporkan akibat peluncuran tersebut.

Menteri Pertahanan Jenderal Nakatani mengatakan Jepang mengutuk keras tindakan Korea Utara, yang mengancam tidak hanya Jepang tetapi juga masyarakat internasional. 

Baca Juga: 8.000 Tentara Korut Bakal Mulai Operasi Tempur dengan Ukraina, Ini Kekuatannya

Ia mengatakan waktu penerbangan tersebut kemungkinan merupakan peluncuran rudal Korea Utara yang terlama dan bisa jadi merupakan jenis rudal baru.

Pada hari Rabu, Komando Intelijen Pertahanan Korea Selatan mengatakan Korea Utara telah menempatkan peluncur bergerak di lokasi yang membuat persiapan untuk meluncurkan apa yang mungkin merupakan ICBM sekitar waktu pemilihan presiden AS, yang berlangsung pada hari Selasa.

Korea Utara telah melakukan serangkaian uji peluncuran ICBM pada lintasan yang sangat curam untuk membiarkan proyektil jatuh dalam jarak yang jauh lebih pendek dibandingkan dengan jarak yang dirancang, sebagian untuk keselamatan dan untuk menghindari dampak politik dari pengiriman rudal jauh ke Pasifik.

Namun, peluncuran dengan lintasan standar yang lebih datar dianggap penting untuk pengembangan ICBM guna memastikan hulu ledak mampu memasuki kembali atmosfer sambil mempertahankan kendali untuk mengenai sasaran yang dituju.

Korea Utara terakhir kali menguji ICBM pada bulan Desember tahun lalu, sebuah proyektil berbahan bakar propelan padat dan ditembakkan dari peluncur jalan raya. 

Peluncuran itu juga dilakukan pada sudut yang sangat tinggi dan memberikan waktu terbang yang dapat menghasilkan jangkauan potensial sejauh 15.000 km (9.300 mil) pada lintasan normal.

Itu adalah jarak yang memungkinkan wilayah mana pun di daratan Amerika Serikat berada dalam jangkauan.

Baca Juga: Jawaban Mengejutkan Vladimir Putin Saat Ditanya Pilih Harris atau Trump

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie