JAKARTA. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tak sepenuhya kebal dari hantaman krisis ekonomi. Statistik Perbankan Indonesia memperlihatkan, nilai nominal kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) ke sektor UMKM meningkat.Nominal NPL UMKM per akhir Maret sebesar Rp 22,3 triliun, naik 4% daripada nilai per akhir Februari, yaitu Rp 21,4 triliun. Jika dibandingkan dengan dengan nilai NPL di Maret 2008 yang sebesar Rp 19,2 triliun, nominal NPL UMKM melonjak 16,3%.Group Head Small Business Group PT Bank Mandiri Tbk. Rafjon Yahya mengakui tak semua sektor UMKM tahan terhadap krisis. NPL UMKM naik karena permintaan terhadap produk pengusaha kecil merosot mengikuti penurunan daya beli masyarakat. Ini penyebab pengusaha UMKM kesulitan melunasi utang. "Pembayaran ke bank tersendat karena pemasukan mereka juga minim," ujarnya, Selasa (12/5).Direktur Bisnis PT Bank CIMB Niaga Tbk. Handoyo Soebali mengaku, peningkatan nominal NPL UMKM sudah bisa terbaca. "Sektor UMKM yang paling terpukul krisis adalah perdagangan," ujar Handoyo. Pengusaha kecil di luar jasa perdagangan juga menghadapi masalah penurunan permintaan. Direktur Pengendalian Resiko Kredit BRI Lenny Sugihat menyodorkan alasan lain mengapa nominal NPL kredit UMKM meningkat. "Kenaikan itu mengikuti peningkatan penyaluran kredit UMKM," ujar Lenny. Sejak setahun belakangan, banyak bank BUMN dan BUMD yang meningkatkan kredit ke UMKM.Data statistik BI menunjukkan, kredit bank umum yang disalurkan ke sektor UMKM per akhir Maret 2009 mencapai Rp 637,2 triliun, naik 1,24% dibandingkan angka akhir Februari 2009. Untuk hitungan tahunan, nilai kredit UMKM per akhir kuartal pertama 2009 tumbuh 22,93% .Kredit tetap kencangLenny menuturkan, perbankan gencar menawarkan kredit ke UMKM karena menyadari potensi UMKM masih tinggi. "Masih banyak UMKM yang kuat," katanya.Handoyo juga punya pendapat senada. Menurutnya, sekarang tinggal manajemen bank pintar-pintar menyiasati NPL yang naik. "Saya yakin, bank sudah mengantisipasi supaya NPL UMKM tidak terus membengkak," katanya. Cara pengelolaan NPL yang biasa dilakukan adalah membantu pebisnis UMKM dalam mengelola usaha. Ini juga yang dilakukan oleh Mandiri. Rafjon Yahya bilang, banknya memilih melakukan pendekatan intensif. "Kami turun untuk mengetahui kesulitan mereka dan mencoba membantu," katanya.Bank Mandiri tidak akan mengendorkan penyaluran kredit ke UMKM. Selain sudah tahu cara mengatasi NPL UMKM, rasio NPL UMKM di Bank Mandiri masih lebih kecil daripada ketentuan maksimal, yaitu 5%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
UKM Tak Kebal Krisis
JAKARTA. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tak sepenuhya kebal dari hantaman krisis ekonomi. Statistik Perbankan Indonesia memperlihatkan, nilai nominal kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) ke sektor UMKM meningkat.Nominal NPL UMKM per akhir Maret sebesar Rp 22,3 triliun, naik 4% daripada nilai per akhir Februari, yaitu Rp 21,4 triliun. Jika dibandingkan dengan dengan nilai NPL di Maret 2008 yang sebesar Rp 19,2 triliun, nominal NPL UMKM melonjak 16,3%.Group Head Small Business Group PT Bank Mandiri Tbk. Rafjon Yahya mengakui tak semua sektor UMKM tahan terhadap krisis. NPL UMKM naik karena permintaan terhadap produk pengusaha kecil merosot mengikuti penurunan daya beli masyarakat. Ini penyebab pengusaha UMKM kesulitan melunasi utang. "Pembayaran ke bank tersendat karena pemasukan mereka juga minim," ujarnya, Selasa (12/5).Direktur Bisnis PT Bank CIMB Niaga Tbk. Handoyo Soebali mengaku, peningkatan nominal NPL UMKM sudah bisa terbaca. "Sektor UMKM yang paling terpukul krisis adalah perdagangan," ujar Handoyo. Pengusaha kecil di luar jasa perdagangan juga menghadapi masalah penurunan permintaan. Direktur Pengendalian Resiko Kredit BRI Lenny Sugihat menyodorkan alasan lain mengapa nominal NPL kredit UMKM meningkat. "Kenaikan itu mengikuti peningkatan penyaluran kredit UMKM," ujar Lenny. Sejak setahun belakangan, banyak bank BUMN dan BUMD yang meningkatkan kredit ke UMKM.Data statistik BI menunjukkan, kredit bank umum yang disalurkan ke sektor UMKM per akhir Maret 2009 mencapai Rp 637,2 triliun, naik 1,24% dibandingkan angka akhir Februari 2009. Untuk hitungan tahunan, nilai kredit UMKM per akhir kuartal pertama 2009 tumbuh 22,93% .Kredit tetap kencangLenny menuturkan, perbankan gencar menawarkan kredit ke UMKM karena menyadari potensi UMKM masih tinggi. "Masih banyak UMKM yang kuat," katanya.Handoyo juga punya pendapat senada. Menurutnya, sekarang tinggal manajemen bank pintar-pintar menyiasati NPL yang naik. "Saya yakin, bank sudah mengantisipasi supaya NPL UMKM tidak terus membengkak," katanya. Cara pengelolaan NPL yang biasa dilakukan adalah membantu pebisnis UMKM dalam mengelola usaha. Ini juga yang dilakukan oleh Mandiri. Rafjon Yahya bilang, banknya memilih melakukan pendekatan intensif. "Kami turun untuk mengetahui kesulitan mereka dan mencoba membantu," katanya.Bank Mandiri tidak akan mengendorkan penyaluran kredit ke UMKM. Selain sudah tahu cara mengatasi NPL UMKM, rasio NPL UMKM di Bank Mandiri masih lebih kecil daripada ketentuan maksimal, yaitu 5%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News