Ukraina Klaim Temukan Bukti Pelecehan Seksual yang dilakukan Serdadu Rusia



KONTAN.CO.ID -  KIEV. Pemerintah Ukraina mengklaim menemukan bukti dan kesaksian tindakan pelecehan seksual yang diduga dilakukan serdadu Rusia terhadap tahanan perempuan dan anak-anak. 

Duta Besar Ukraina di Indonesia Vasyl Hamianin mengatakan, para penyidik dari Kejaksaan Agung Ukraina mendapati kesaksian para perempuan yang ditahan dan dilecehkan secara seksual para serdadu Rusia.

“Para penyidik Kejaksaan Agung Ukraina menemukan masalah kekerasan seksual ini di setiap tempat yang diduduki Rusia seperti wilayah Kyiv, wilayah Chernihiv, wilayah Kharkiv, wilayah Donetsk dan juga di sini wilayah Kherson,” ujar Vasyl yang tengah menjalani rehat tugas, dalam keterangannya, Sabtu (7/1).


Baca Juga: Kendati Dibantah Musk, Tudingan Pelecehan Seksual Tenggelamkan Saham Tesla

Vasyl menuturkan setelah berbulan-bulan proses penyidikan terhambat akibat kondisi perang, pemerintah Ukraina semakin cepat dalam mendokumentasikan kejahatan seksual yang dilakukan para serdadu Rusia.

Ia melanjutkan, tindakan pelecehan itu dilakukan para serdadu Rusia terhadap pria, wanita dan anak-anak. Menurutnya kejahatan perang itu dilakukan secara sistematis oleh Angkatan Darat Rusia dan di antara para komandan Rusia.

Rusia telah berulang kali membantah tuduhan pelanggaran hak asasi manusia, meskipun ada banyak bukti dan laporan yang dikumpulkan oleh penyelidik Ukraina dan internasional seperti Komisi Hak Asasi Manusia PBB pada Oktober 2022.

Komisi Hak Asasi Manusia PBB dalam laporannya bahkan menemukan korban pelecehan seksual oleh serdadu Rusia menyasar pada nenek yang berusia lebih dari 80 tahun hingga gadis berusia 4 tahun. Serdadu Rusia bahkan secara keji memaksa keluarga korban menyaksikan pelecehan tersebut.

Baca Juga: Curhatan Presiden Ukraina di PBB: Rusia Ingin Mengubah Ukraina Menjadi Budak

Mengutip temuan Kejaksaan Agung Ukraina, Vasyl menuturkan hingga saat ini terdapat 154 kasus kekerasan seksual yang dilakukan serdadu Rusia, yang dipercaya angka sebenarnya jauh lebih banyak karena belum dilaporkan dan diverifikasi.

Dia menuturkan, di satu desa tak jauh dari tempatnya tinggal di wilayah Kyiv, psikolog pemerintah menemukan satu dari sembilan wanita mengalami kekerasan seksual. Ratusan orang menderita kekerasan seksual dan penyiksaan di tahanan Rusia.

Para penyintas pelecehan seksual tersebut sedikit yang mau berbicara di depan umum. Mereka takut akan pembalasan dari pasukan Rusia. Namun ketakutan terbesar mereka adalah stigma dan penilaian dari tetangga dan kenalan yang umumnya adalah masyarakat religius konservatif. 

Editor: Noverius Laoli