Ukraina Ngotot Minta Pengiriman Senjata dari Barat Dipercepat



KONTAN.CO.ID - KYIV. Ukraina mendesak agar para sekutunya di Barat mempercepat pengiriman bantuan militer setelah mendapat pukulan berat kota Dnipro. Sedikitnya 40 orang tewas dalam serangan rudal Rusia hari Sabtu (14/1).

"Apa yang terjadi di Dnipro adalah fakta bahwa Rusia sedang mempersiapkan upaya baru untuk mengambil inisiatif dalam perang. Betapa pentingnya mengoordinasikan semua upaya koalisi untuk mempertahankan Ukraina dan untuk mempercepat pengambilan keputusan," kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, hari Senin (16/1).

Staf umum militer Ukraina mengatakan artileri Rusia menggempur sekitar 25 kota dan desa di sekitar kota Bakhmut dan Avdiika. Dua titik itu menjadi fokus Rusia untuk bisa merangsek masuk ke kawasan industri Donbas.


Pada pengarahan Senin malam, dijelaskan pula bahwa Rusia juga terus menembaki lebih dari 30 permukiman di wilayah timur laut Kharkiv dan Sumy dekat perbatasan Rusia.

Di selatan, tembakan mortir dan artileri Rusia menghantam beberapa kota, termasuk ibu kota regional Kherson, yang ditinggalkan pasukan Rusia pada November.

Dilansir dari Reuters, korban tewas akibat serangan rudal hari Sabtu di Dnipro naik menjadi 40, termasuk tiga anak.

Baca Juga: Rusia: Tank-Tank Inggris Akan Terbakar Habis di Ukraina

Ukraina Butuh Lebih Banyak Senjata

Zelensky melihat bahwa sifat aksi militer Rusia di garis depan memerlukan keputusan baru tentang pasokan senjata untuk Ukraina.

Negara-negara Barat telah memasok senjata ke Ukraina sejak invasi Rusia dimulai 24 Februari tahun lalu. Sayangnya, Zelensky belum merasa puas dan menuntut tambahan tank.

Permintaan tersebut mulai disanggupi sejumlah negara. Inggris pada hari Senin mengkonfirmasi akan mengirim 14 tank Challenger 2 dan perangkat keras lainnya, termasuk ratusan kendaraan lapis baja dan rudal pertahanan udara.

Sekretaris Dewan Keamanan Ukraina, Oleskiy Danylov, melihat percepatan pasokan senjata sangat diperlukan mengingat Rusia dinilai sedang berusaha melakukan tekanan terkuatnya.

"Kita harus bersiap untuk acara seperti itu setiap hari. Pertanyaan pertama dan terakhir selalu tentang senjata, bantuan untuk membantu kita mengalahkan agresor yang menyerang negara kita ini," kata Danylov.

Danylov memprediksi tekanan terakhir dan terbesar Rusia akan terjadi pada peringatan satu tahun invasi atau pada bulan Maret.