KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, memuji keefektifan sistem pertahanan udara dari Amerika Serikat dan Jerman. Ia menyatakan bahwa sistem pertahanan udara tersebut telah memberikan hasil yang signifikan dalam menghadapi serangan udara Rusia selama konflik berkepanjangan. Meskipun terus menerus mengalami serangan dari pihak Rusia yang dituding telah menargetkan warga sipil dan bangunan perumahan, Ukraina tetap teguh dalam upaya mempertahankan wilayahnya. Insiden-insiden terbaru telah memperkuat ketegangan antara kedua negara, dengan Rusia melaporkan intersepsi sebuah drone yang ditujukan ke Moskow - yang merupakan insiden ketiga dalam seminggu.
Sementara itu, pasukan Ukraina dilaporkan melakukan serangan terhadap dua jembatan penting yang menghubungkan Krim dengan daratan utama. Aksi-aksi ini menandakan eskalasi ketegangan ketika kedua belah pihak berusaha mendapatkan keuntungan dalam konflik ini.
Baca Juga: Rusia Menuduh Ukraina Gunakan Bom Cluster dalam Serangan di Gedung Universitas Penting untuk dicatat bahwa Ukraina telah menggunakan sistem pertahanan udara canggih, termasuk Patriot buatan AS dan IRIS-T dari Jerman, yang oleh Presiden Zelenskiy dijelaskan sebagai "sangat efektif". Sistem-sistem ini telah membuktikan peran pentingnya dalam mengatasi hujan serangan dari Rusia, yang menyebabkan banyak rudal dan pesawat nirawak serangan berhasil dihancurkan dalam seminggu terakhir. Meskipun ada kemajuan dalam upaya pertahanannya, militer Ukraina mencatat konsekuensi yang menyedihkan bagi warga sipil akibat konflik ini. Terdapat laporan tentang korban jiwa dan luka-luka di kalangan warga sipil, serta kerusakan pada bangunan perumahan dan infrastruktur sipil lainnya.
Sebagai tanggapan atas situasi ini, bandara Vnukovo di Rusia menghentikan penerbangan, dengan alasan alasan yang tidak dijelaskan secara rinci, dan Wali Kota Moskow mengonfirmasi adanya penembakan drone di sebelah selatan ibu kota. Kementerian pertahanan Rusia menyatakan telah berhasil melakukan serangan pada pangkalan udara Ukraina di berbagai wilayah, menunjukkan eskalasi yang signifikan dalam konflik ini. Situasi ini juga telah mendorong upaya diplomasi, dengan pejabat tingkat tinggi dari sekitar 40 negara berpartisipasi dalam pembicaraan tentang konflik di Arab Saudi akhir pekan lalu.
Baca Juga: Perundingan Jeddah: Ukraina Sebut produktif, Rusia Sebut Gagal Pembicaraan ini bertujuan untuk membangun dukungan bagi Ukraina di luar sekutu-sekutu baratnya yang biasa. Namun, pertemuan tersebut berakhir tanpa tindakan konkret, meninggalkan konflik belum terselesaikan. Meskipun menghadapi tantangan, Ukraina tetap teguh dalam upaya untuk mengusir pasukan Rusia dari wilayahnya dan mengamankan kedaulatannya. Sementara konflik terus berlanjut, komunitas internasional dengan cermat memantau perkembangan, berharap untuk mendapatkan resolusi damai yang dapat mengakhiri pertikaian dan mengembalikan stabilitas di wilayah ini.
Editor: Syamsul Azhar