Ukraina Tak Cemas, Dari 1 Juta Peluru Korut Diprediksi Hanya 4% yang Berfungsi



KONTAN.CO.ID - Mantan komandan kompi Batalyon Aidar Yevhen Dykyi kepada Radio NV pada 3 November mengatakan, meski ada satu juta peluru artileri yang dikirim Korea Utara ke Rusia, namun hal itu tidak seharusnya menimbulkan kekhawatiran.

Mengapa demikian?

Melansir Yahoo News yang mengutip The New Voice of Ukraine, menurut Dykyi, Rusia memproduksi sekitar 1,1 juta peluru per tahun. Dan Korea Utara mengirimkan jumlah peluru yang hampir sama ke Rusia. 


"Tetapi… satu juta peluru Eropa atau Amerika dan satu juta peluru Korea Utara adalah dua perbedaan yang sangat besar [dalam hal kualitas]," jelasnya. 

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pernah memerintah untuk menembakkan 2.400 peluru ke pulau terpencil pada tahun 2020.

Dykyi menambahkan, dari 2.400 peluru tersebut, hanya 400 yang mencapai pulau tersebut. Dan dari 400 peluru tadi, sekitar 80 meledak. 

"Jadi sekarang kita mempertimbangkan kualitas produksi Korea, 4% dari peluru yang ditembakkan benar-benar meledak di tempat yang seharusnya. Sekarang , kita mengalikan satu juta dengan 4%, dan kita mendapatkan bantuan nyata seperti apa yang dapat diberikan oleh Kim Jong Un kepada Putin,” jelas Dykyi.

Baca Juga: AS, Korsel, dan Jepang Bentuk Tim Khusus untuk Lawan Ancaman Siber Korut

Dari pernyataannya itu, dia memberikan isyarat bahwa Korea Utara hanya memberi Rusia sekitar 40.000 peluru yang berfungsi.

Dykyi berpendapat bahwa instruktur Pyongyang mungkin datang bersama dengan peluru tersebut karena pihak militer Rusia mungkin takut untuk menggunakan 'mahakarya' industri pertahanan negara tetangganya karena tidak diketahui berapa banyak dari peluru tersebut yang meledak tepat di senjatanya.

Mengutip The Telegraph, Badan Intelijen Nasional (NIS) Seoul mengatakan, Korea Utara telah mengirimkan cukup peluru artileri ke Rusia yang cukup untuk persediaan selama dua bulan. 

“Korea Utara menjalankan pabrik amunisinya dengan kapasitas penuh untuk memenuhi permintaan pasokan militer ke Rusia, bahkan memobilisasi penduduk dan pabrik sipil untuk membuat kotak amunisi,” kata Yoo Sang-bum, anggota parlemen Korea Selatan. 

Rusia, sebagai balasannya, membantu Korea Utara meluncurkan satelit mata-mata setelah upaya negara itu menemui kegagalan sebanyak dua kali. 

Baca Juga: Korut Tetapkan Hari Libur Nasional Baru untuk Peringati Peluncuran Si Rudal Monster

NIS mengatakan, Pyongyang berencana meluncurkan satelit dalam waktu dekat. Dan dengan dukungan teknis Rusia, berarti upaya ini kemungkinan besar akan berhasil dibandingkan sebelumnya. 

“Tampaknya Korea Utara menerima saran teknis dari Rusia, jadi kami memperkirakan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi,” kata Yoo.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie