Ukraina Telah Selesaikan Pengisian Kuesioner Pendaftaraan Uni Eropa



KONTAN.CO.ID - KIEV. Kantor kepresidenan Ukraina pada hari Minggu (17/4) melaporkan bahwa pihaknya telah menyelesaikan kuesioner yang diberikan Uni Eropa sebagai syarat untuk bergabung dengan organisasi regional tersebut.

Wakil Kepala Kantor Kepresidenan, Ihor Zhovkva, mengatakan bahwa pengisian kuesioner masih ada di langkah awal bagi Uni Eropa untuk mempertimbangkan sebuah negara yang mendaftar. Setelah ini, Ukraina masih harus menjalani sejumlah uji kelayakan lainnya.

Dilansir dari Reuters, Presiden Komisi Eropa  Ursula von der Leyen, menyerahkan kuesioner itu kepada Presiden Ukraina Vlodomyr Zelenskyy pada 8 April ketika dirinya berkunjung ke Kiev. 


Uni Eropa sendiri akhirnya memberikan tawaran lebih cepat kepada Ukraina untuk bergabung setelah invasi Rusia terjadi pada 24 Februari lalu.

Baca Juga: Peringatan PBB: Perang di Ukraina Bisa Menghancurkan Banyak Negara Miskin

Selesainya pengisian kuesioner oleh Ukraina disampaikan langsung oleh Zhovkva pada Minggu malam. Ia menambahkan bahwa Komisi Eropa masih harus menentukan kesesuaian Ukraina dengan kriteria.

"Hari ini, saya dapat mengatakan bahwa dokumen tersebut telah diselesaikan oleh pihak Ukraina. Kami mengharapkan rekomendasi untuk menjadi positif. Kemudian hal ini akan berada di pihak negara-negara anggota Uni Eropa," kata Zhovkva, seperti dikutip Reuters.

Zhovkva menambahkan bahwa Ukraina secara pribadi berharap bisa mendapatkan status negara calon untuk aksesi Uni Eropa pada bulan Juni, atau bertepatan dengan pertemuan tengah tahun Dewan Eropa.

"Selanjutnya, kita perlu memulai pembicaraan aksesi. Dan begitu kita mengadakan pembicaraan itu, kita sudah dapat berbicara tentang keanggotaan penuh Ukraina di Uni Eropa," pungkasnya.

Baca Juga: Rusia Ancam Akan Lakukan Ini Jika Finlandia & Swedia Bergabung Dengan NATO

Selain Uni Eropa, Ukraina juga masih berjuang untuk bergabung dengan aliansi pertahanan NATO. Ukraina berharap bisa mendapatkan dukungan lebih jika berada di kapal yang sama dengan negara-negara Barat yang cenderung menentang Rusia.

Sayangnya, NATO berharap Ukraina bisa menyelesaikan konflik dalam negerinya terlebih dahulu sebelum mengajukan diri. Saat ini pun NATO belum bisa berbuat banyak di Ukraina karena negara tersebut bukan merupakan anggota.