Ukraina Timur Semakin Panas, Ratusan Ledakan dari Artileri dan Mortir Terdengar



KONTAN.CO.ID - LUGANSK. Situasi di Ukraina Timur semakin memanas. Separatis pro-Rusia menuding militer Ukraina melepaskan tembakan ke wilayah yang memproklamirkan diri, Republik Rakyat Lugansk, di Ukraina Timur.

"Dalam 24 jam terakhir, pada 17 Februari 2022, total 29 pelanggaran gencatan senjata oleh unit militer Ukraina," kata Republik Rakyat Lugansk, wilayah yang memproklamirkan diri, lewat Telegram, Jumat (18/2), seperti TASS kutip.

Bahkan, sumber diplomatik Reuters menyebutkan, hampir 600 ledakan tercatat pada Jumat (18/2) pagi, 100 lebih banyak dari Kamis (17/2), beberapa melibatkan artileri 152 mm dan 122 mm serta mortir besar. 


Setidaknya, empat peluru ditembakkan dari tank. "Mereka menembak semua orang dan segalanya," kata sumber Reuters itu. "Tidak ada yang seperti ini sejak 2014-2015".

Baca Juga: Biden: Serangan Rusia ke Ukraina Terjadi dalam Beberapa Hari ke Depan

Rusia serang Ukraina dalam beberapa hari ke depan

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pada Kamis (17/2), sekarang ada indikasi Rusia berencana untuk menyerang Ukraina dalam beberapa hari ke depan.

Sebab, Biden menyebutkan, Moskow sedang mempersiapkan dalih untuk membenarkannya, setelah pasukan Ukraina dan pemberontak pro-Rusia saling tembak-menembak di Ukraina Timur.

Kremlin pun menuduh Biden memicu ketegangan dan merilis surat dengan kata-kata keras yang menyatakan, AS mengabaikan tuntutan keamanan Rusia dan mengancam "langkah-langkah teknis-militer" yang tidak ditentukan.

Moskow juga memerintahkan pengusiran pejabat nomor dua di Kedutaan AS untuk Rusia.

Baca Juga: Pasukan Rusia di Perbatasan Ukraina Terus Bertambah, Jadi Invasi?

Baku tembak Kamis dini hari antara pasukan Ukraina dan separatis pro-Rusia, yang telah berperang selama bertahun-tahun dan di mana gencatan senjata dilanggar secara berkala, memicu alarm. 

Pejabat negara Barat yang telah lama memperingatkan bahwa Moskow bisa mencoba membuat skenario untuk membenarkan invasi mengatakan, mereka percaya itu sekarang sedang berlangsung.

"Kami memiliki alasan untuk percaya, mereka terlibat dalam operasi bendera palsu untuk memiliki alasan untuk masuk. Setiap indikasi yang kami miliki adalah mereka siap untuk pergi ke Ukraina dan menyerang Ukraina," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih.

"Perasaan saya adalah (serangan) ini akan terjadi dalam beberapa hari ke depan," ungkapnya, seperti dikutip Reuters.

Editor: S.S. Kurniawan