KONTAN.CO.ID - Ukraina telah menolak mentah-mentah tawaran AS untuk memiliki 50% mineral tanah jarang negara itu. Mengutip Business Standard yang melansir Financial Times, saat ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berupaya menegosiasikan kesepakatan yang lebih baik. Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyampaikan proposal tersebut kepada Zelenskiy dalam sebuah rancangan kontrak, yang dibawa ke pertemuan mereka pada hari Rabu (12/2/2025), NBC melaporkan sebelumnya, mengutip delapan pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.
Zelenskiy tidak menandatangani dokumen tersebut dan mengatakan bahwa ia perlu mempelajari dan berkonsultasi dengan orang lain mengenai hal itu. Menurut tiga sumber Financial Times, Zelenskiy menginginkan jaminan keamanan AS dan Eropa untuk dikaitkan langsung dengan setiap kesepakatan mengenai cadangan mineral. Seorang pejabat senior Ukraina mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa Kyiv tengah mencari "kesepakatan yang lebih baik." Kedutaan Besar Ukraina di Washington dan juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih tidak menanggapi permintaan komentar NBC pada hari Jumat. Baca Juga: Trump Tak Gentar terhadap Rencana Uni Eropa Batasi Impor Pangan dari AS Pemerintahan Trump telah memberi isyarat bahwa mereka mengharapkan Kyiv untuk memberikan akses ke sumber daya alamnya termasuk mineral penting, serta berjanji untuk membeli ekspor energi AS, sebagai imbalan atas dukungan militer dan ekonominya terhadap Rusia, yang menginvasi pada tahun 2022. Seperti banyak mineral penting lainnya, tanah jarang relatif melimpah secara global, tetapi tidak sering kali ada dalam konsentrasi yang memungkinkannya untuk diekstraksi dan dimurnikan secara ekonomis.