KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Perusahaan rintisan (
startup)
e-commerce business to business (B2B) Indonesia Ula meraup penambahan dana lebih dari US$ 23 juta dari Tiger Global dalam putaran pendanaan terakhirnya. Jumlah ini setara Rp 328,4 miliar dengan kurs Rp 14.278. per dollar AS. Dikutip dari
techasia, Rabu (17/1), pengumpulan dana ini merupakan putaran pendanaan seri B yang diperpanjang. Dalam penutupan pendanaan seri B ini, total
start up B2B ini mengumpulkan total US$ 110 juta.
Co-founder sekaligus CEO Ula Nipun Mehra menyebut, pendanaan tambahan dalam putaran Seri B menunjukkan minat investor yang berkelanjutan dan keyakinan kuat pada visi dan misi Ula.
Sebelum perpanjangan putaran pendanaan ini, Ula telah mengumpulkan dana sebesar $87 juta dalam putaran seri B pada Oktober yang dipimpin bersama oleh Tencent, Prosus Ventures, dan B Capital. Tak hanya itu saja, Bezos Expeditions, perusahaan investasi yang dimiliki oleh pendiri Amazon Jeff Bezos, juga berpartisipasi dalam putaran pendanaan tersebut. Ini menandai pertama kalinya Bezos Expeditions berinvestasi di perusahaan Asia Tenggara. Selain itu, ada beberapa penanam modal di Asia Tenggara yang berpartisipasi dalam pendanaan Ula, antara lain Gojek, Northstar Group, AC Ventures, dan Citius. Tak hanya investor baru, investor eksisting sebelumya yakni Lightspeed India, Sequoia Capital India, Quona Capital, dan Alter Global juga ikut serta dalam putaran kali ini. Yang juga menarik, Bezos Expeditions, perusahaan investasi pendiri Amazon Jeff Bezos, juga ikut berpartisipasi dalam putaran pendanaan tersebut. Ini juga menandai pertama kalinya Bezos Expeditions berinvestasi di perusahaan Asia Tenggara. Jika merujuk penggalangan dana Ula, saat ini total pendanaan yang dikumpulkan Ula sudah mencapai US$ 140,6 juta. Sebagai gambaran, dalam putaran awal, Ula mendapatkan pendanaan sebesar US$10,5 juta pada bulan Juni 2020 dan putaran seri A US$ 20 juta pada Januari 2021. Ula adalah
start up yang menyasar pemilik warung tradisional, khususnya di kota tingkat (tier) dua hingga empat. Bukalapak juga membidik segmen ini lewat Mitra Bukalapak.
Baca Juga: Startup yang dibiayai Jeff Bezos ini mendandani pasar modern Shila di Sawangan Ula didirikan Nipun Mehra yang juga mantan eksekutif Flipkart di India dan mantan mitra di Sequoia Capital India, lalu ada Alan Wong (sebelumnya bekerja dengan Amazon), Derry Sakti yang sempat berkarier di P&G di Indonesia, serta Riky Tenggara yang sebelumnya dengan Lazada dan aCommerce). Ula juga menggaet Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Sjahrir sebagai penasihat perusahaan. Ula akan menggunakan dana tersebut untuk memperluas cakupan geografis. Selain itu, merekrut lebih banyak pekerja dan dan meningkatkan kemampuan produk, termasuk memperluas penawaran ‘beli sekarang, bayar nanti’ atau Buy-Now-Pay-Later (BNPL). “Saat bergerak maju, kami akan terus mengambil pendekatan yang mengutamakan pelanggan untuk mengatasi masalah mendasar, dengan teknologi,” kata Nipun. Total, Ula mengumpulkan US$ 140,6 juta sejak berdiri tahun lalu. Startup ini, Ula mengklaim bisnis tumbuh 230 kali lipat. Ula kini menawarkan lebih dari 6.000 produk dan menggaet 70.000 lebih warung. Ula juga memiliki tim yang tersebar di tiga negara.
Baca Juga: Inilah strategi Ula mendapat modal super jumbo salah satunya dari Jeff Bezos Perusahaan mengatakan akan berinvestasi dalam ekspansi geografis, produk, dan tim, dengan fokus mendukung komunitas pengecer yang kurang terlayani di kota-kota tingkat 2 hingga tingkat 4 melalui teknologi. Ula juga akan memperluas penawaran beli sekarang, bayar nanti untuk membantu pemilik usaha kecil memasukkan AI ke dalam operasi mereka untuk manajemen bisnis yang lebih baik. Berdasarkan laman resmi, Ula menyediakan tiga layanan yakni: Lokapasar B2B: menyediakan produk dengan harga yang diklaim kompetitif Program penjualan berbasis komunitas Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Titis Nurdiana