KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (
ULTJ) mengkaji rencana peluncuran varian produk-produk anyar. Manajer Keuangan ULTJ, Pahala Sihotang mengatakan, ULTJ terus berinovasi meluncurkan varian-varian produk baru untuk menarik minat pasar. “Mungkin dalam waktu yang tidak lama, perseroan juga akan me-
launching produk-produk lainnya baik seperti yoghurt atau susu pasteurisasi,” ujar Pahala dalam sesi paparan publik yang disiarkan secara virtual, Kamis (16/12). Saat ini, ULTJ memiliki portofolio produk di sejumlah kategori produk minuman. Beberapa produk di antaranya meliputi Ultra Milk di kategori
Ultra High Temperature (UHT), Teh Kotak di kategori teh
ready to drink (RTD), serta Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo pada kategori minuman kesehatan.
Jaringan distribusi ULTJ terentang di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa serta luar negeri. Di Pulau Jawa, penjualan dilakukan melalui Modern Trade dan juga pasar tradisional/ pengecer. Distribusi ke Modern Trade dilakukan oleh tenaga penjual ULTJ, sementara distribusi ke pengecer tradisional dilakukan oleh entitas anak ULTJ, yakni PT Nikos Distribution Indonesia. Jumlah titik penjualan produk-produk ULTJ di Pulau Jawa kurang lebih mencapai 65.000 titik.
Baca Juga: Ultrajaya Milk Industry (ULTJ) raup penjualan Rp 4,79 triliun per kuartal III-2021 Di luar Pulau Jawa, produk ULTJ didistribusikan oleh 63 distributor, sementara di luar negeri distribusi dilakukan melalui 14 distributor. Berdasarkan data Nielsen, ULTJ mengempit pangsa pasar alias
market share sebesar 35% melalui produk Ultra Milk di pasar susu UHT dan 69% di pasar teh RTD melalui produk Teh Kotak di pasar domestik pada periode Januari-September 2021. Penguasaan pasar ini menjadikan ULTJ sebagai
market leader baik di pasar susu UHT maupun teh RTD. Pada sembilan bulan pertama tahun ini, ULTJ mencatat adanya kenaikan penjualan di semua kategori produk dibanding periode sama tahun lalu. Pada kategori susu UHT, ULTJ mencatat kenaikan penjualan sekitar 8,9%.
Kenaikan penjualan juga dijumpai pada kategori produk teh dan minuman kesehatan yang tumbuh 6,3%. Padahal, berbeda dengan kategori produk lainnya, kategori produk teh dan minuman kesehatan ULTJ mengalami penurunan 15,3% di tahun 2020 seiring munculnya pandemi Covid-19. Sering dengan kenaikan penjualan di berbagai kategori produk, ULTJ mencatatkan penjualan konsolidasi sebesar Rp 4,79 triliun di sepanjang Januari-September 2021. Jumlah itu bertumbuh 7,84% bila dibandingkan dengan realisasi penjualan ULTJ di Januari-September 2020 yang sebesar Rp 4,44 triliun. Dari hasil penjualan tersebut, ULTJ mengantongi laba tahu berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 910,38 miliar di Januari-September 2021, turun 6,50% dibanding realisasi laba bersih ULTJ di Januari-September 2020. “Raw material di tahun 2021 mengalami kenaikan kurang lebih di 3%,” tutur Pahala. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .