KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Rakyat Indonesia (BRI) berhasil menghimpun rights issue senilai Rp 95,9 triliun. Pengumpulan dana itu akan memantapkan BRI sebagai holding mikro Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Kendati BRI semakin besar, peluang bagi pemain lain di bisnis kredit UMKM tetap terbuka. Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI), Juda Agung mengatakan, total pembiayaan UMKM per Juni 2021 baru mencapai Rp 1.135 triliun. Atau 20,51% dari total kredit perbankan. Sementara berdasarkan hasil survei BI, sebanyak 69,5% UMKM belum menerima kredit. Dari jumlah itu, sebanyak 43,1% sebenarnya membutuhkan kredit atau senilai Rp 1.605 triliun.
Untuk mendorong pembiayaan UMKM inilah makanya BI menerbitkan aturan Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM). Dengan aturan ini, perbankan yang tidak memiliki keahlian dalam pembiayaan UMKM secara langsung diberi opsi untuk turut serta mendukung UMKM. "Jadi potensi demand kredit masih sangat besar. Kalau bank tidak memiliki exspertise lakukan pembiayaan langsung ke UMKM, dengan aturan RPIM ini ada opsi lain. Bank bisa menyalurkan kredit lewat mitra seperti fintech atau membeli surat berharga pembiayaan inklusif (SBPI) yang underlying-nya pembiayaan UMKM," jelas Yuda dalam konferensi pers, Jumat (3/9).