UMP tahun 2021 di 27 provinsi ditetapkan, dari Jakarta, Jatim, Banten, Jabar dll



KONTAN.CO.ID - Jakarta. Simak daftar upah minimum provinsi (UMP) yang akan berlaku pada tahun 2022. Setidaknya, sudah 27 provinsi yang menetapkan UMP tahun 2022.

Mengutip Kompas.com, terbaru Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menetapkan UMP Jawa Timur pada tahun 2022 sebesar Rp 1.891.567.12. UMP Jawa Timur tahun 2022 tersebut naik Rp 22.790,04 atau 1,22 persen dari nilai UMP tahun sebelumnya Rp 1.868.777.08.

Kenaikan nilai UMP Jawa Timur tahun 2022 tersebut jauh dari nilai kenaikan yang diusulkan kelompok buruh dalam sidang pleno dewan pengupahan Jawa Timur yang digelar 12 November 2021 lalu, yakni Rp 300.000.


Sebelumnya, sudah banyak daerah yang menetapkan UMP tahun 2022. UMP tahun 2022 paling besar adalah di DKI Jakarta yang mencapai Rp 4.452.724.

Sedangkan UMP tahun 2022 yang paling rendah adalah di Jawa Tengah sebesar Rp 1.813.011. Tahun 2021, UMP Jawa Tengah sebesar Rp 1.798.979,00. Pada tahun 2021, UMP terendah di D.I Yogyakarta sebesar Rp 1.765.000,00

Kenaikan UMP tahun 2022 dipastikan tidak memuaskan bagi kaum buruh, baik di Jakarta, Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Kalimantan, Sumatera dll. Pasalnya, kenaikan UMP tahun 2022 sangat kecil.

Baca juga: Sah, ini UMP dan UMK di Yogyakarta tahun 2021, upah di Gunungkidul naik tertinggi

Kementerian Ketenagakerjaan mencarat UMP pada tahun 2022 naik rata-rata sebesar 1,09%. Kenaikan UMP tahun 2022 yang kecil karena kondisi perekonomian pada tahun ini tumbuh lambat akibat pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu unsur penentuan kenaikan UMP setiap tahun. Selain itu, faktor penentu kenaikan UMP adalah inflasi.

Dilansir dari Kompas.com, kenaikan UMP tahun 2022 tersebut disampaikan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah saat menggelar konferensi pers tentang Kebijakan Penetapan Upah Minimum Pekerja 2022 pada 16 November 2021. Kebijakan penetapan Upah Minimum diatur dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan aturan turunannya PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.

Daftar UMP tahun 2022

Dikutip dari Kompas.com, berikut daftar UMP tahun 2022 di sejumlah daerah per Minggu 21 November 2021:

  1. UMP tahun 2022 Sumatera Utara: Rp 2.522.609
  2. UMP tahun 2022 Sumatera Barat: Rp 2.512.539
  3. UMP tahun 2022 Sumatera Selatan: Rp 3.144.446
  4. UMP tahun 2022 Riau: Rp 2.938.564
  5. UMP tahun 2022 Kepulauan Riau: Rp 3.050.172
  6. UMP tahun 2022 Jambi: Rp 2.649.034
  7. UMP tahun 2022 Kepulauan Bangka Belitung: Rp 3.264.881
  8. UMP tahun 2022 DKI Jakarta: Rp 4.452.724
  9. UMP tahun 2022 Jawa Barat: Rp 1.841.487
  10. UMP tahun 2022 Jawa Tengah: Rp 1.813.011
  11. UMP tahun 2022 Jawa Timur: Rp 1.891.567.12.
  12. UMP tahun 2022 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY): Rp 1.840.951
  13. UMP tahun 2022 Banten: Rp 2.501.203
  14. UMP tahun 2022 Bali: Rp 2.516.971
  15. UMP tahun 2022 Kalimantan Selatan: Rp 2.906.473
  16. UMP tahun 2022 Kalimantan Timur: Rp 3.014.497
  17. UMP tahun 2022 Kalimantan Barat: Rp 2.434.328
  18. UMP tahun 2022 Kalimantan Tengah: Rp 2.922.516
  19. UMP tahun 2022 Kalimantan Utara: Rp 3.016.738
  20. UMP tahun 2022 Sulawesi Selatan: Rp 3.165.876
  21. UMP tahun 2022 Sulawesi Utara: Rp 3.310.723
  22. UMP tahun 2022 Sulawesi Tenggara: Rp 2.710.595
  23. UMP tahun 2022 Sulawesi Barat: Rp 2.678.863
  24. UMP tahun 2022 Gorontalo: Rp 2.800.580
  25. UMP tahun 2022 Nusa Tenggara Barat (NTB): Rp 2.207.212
  26. UMP tahun 2022 Papua: Rp 3.561.932
  27. UMP tahun 2022 Papua Barat: Rp 3.200.000.
Besaran UMP tahun 2022 di daerah lain masih menunggu keputusan gubernur. Sesuai aturan, gubernur wajib menetapkan UMP tahun 2022 paling lambat pada 21 November 2021,

Sebagai gambaran, berikut daftar UMP tahun 2021

  1.         UMP 2021 wilayah Aceh: Rp 3.165.031,00
  2.         UMP 2021 wilayah Sumatera Utara: Rp 2.499.423,06
  3.         UMP 2021 wilayah Sumatera Barat: Rp 2.484.041,00
  4.         UMP 2021 wilayah Sumatera Selatan Rp 3.043.111,00
  5.         UMP 2021 wilayah Riau: Rp 2.888.564,01
  6.         UMP 2021 wilayah Kepulauan Riau: Rp 3.005.460,00
  7.         UMP 2021 wilayah Jambi: Rp 2.630.162,13
  8.         UMP 2021 wilayah Bangka Belitung: Rp 3.230.023,66
  9.         UMP 2021 wilayah Bengkulu: Rp 2.215.000,00
  10.         UMP 2021 wilayah Lampung: Rp 2.432.001,57
  11.         UMP 2021 wilayah DKI Jakarta: Rp 4.416.186,548
  12.         UMP 2021 wilayah Jawa Barat: Rp 1.810.351,36
  13.         UMP 2021 wilayah Jawa Tengah: Rp 1.798.979,00
  14.         UMP 2021 wilayah Jawa Timur: Rp 1.868.777,08
  15.         UMP 2021 wilayah D.I Yogyakarta: Rp 1.765.000,00
  16.         UMP 2021 wilayah Banten: Rp 2.460.996,54
  17.         UMP 2021 wilayah Bali: Rp 2.494.000,00
  18.         UMP 2021 wilayah Kalimantan Selatan: Rp 2.877.448,59
  19.         UMP 2021 wilayah Kalimantan Timur: Rp 2.981.378,72
  20.         UMP 2021 wilayah Kalimantan Barat: Rp 2.399.698,65
  21.         UMP 2021 wilayah Kalimantan Tengah: Rp 2.903.144,70
  22.         UMP 2021 wilayah Kalimantan Utara: Rp 3.000.804,00
  23.         UMP 2021 wilayah Sulawesi Selatan Rp 3.165.876,00
  24.         UMP 2021 wilayah Sulawesi Utara: Rp 3.310.723,00
  25.         UMP 2021 wilayah Sulawesi Tenggara: Rp 2.552.014,52
  26.         UMP 2021 wilayah Sulawesi Tengah: Rp 2.303.711,00
  27.         UMP 2021 wilayah Sulawesi Barat: Rp 2.678.863,10
  28.         UMP 2021 wilayah Gorontalo: Rp 2.788.826,00
  29.         UMP 2021 wilayah Nusa Tenggara Barat: Rp 2.183.883,00
  30.         UMP 2021 wilayah Nusa Tenggara Timur: Rp 1.950.000,00
  31.         UMP 2021 wilayah Maluku Maluku: Rp 2.604.961,00
  32.         UMP 2021 wilayah Maluku Utara: Rp 2.721.530,00
  33.         UMP 2021 wilayah Papua: Rp 3.516.700,00
  34.         UMP 2021 wilayah Papua Barat: Rp 3.134.600,00
Perluasan perlindungan sosial buruh

Kenaikan UMP tahun 2022 memang kecil. Oleh karena itu, bersamaan dengan penetapan UMP tahun 2022, sejumlah kepala daerah juga memberikan tambahan program untuk perlindungan buruh. Salah satunya, di Jakarta, program perlindungan sosial bagi buruh diperluas.

Diberitakan sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan ditetapkan besaran UMP DKI Jakarta pada tahun 2022 sebesar Rp 4.453.935," ujar Anies, Minggu (21/11/2021).

Anies menjelaskan, kenaikan UMP DKI Jakarta tahun 2022 tersebut berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja serta formula yang ada dalam Pasal 26 dan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.

Pasca UMP DKI Jakarta tahun 2022 ditetapkan, Anies juga meminta para pengusaha untuk segera menyusun struktur dan skala upah di perusahaannya dengan memperhatikan kemampuan perusahaan dan produktivitas sebagai pedoman upah bagi pekerja/buruh dengan masa kerja satu tahun atau lebih. "Pemprov DKI Jakarta akan mengawasi dan memberikan sanksi administratif bagi pengusaha yang tidak melakukan kewajiban tersebut," ujar Anies.

Di samping menetapkan UMP DKI Jakarta tahun 2022, Anies juga mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan para pekerja atau buruh. Yakni:

  1. Perluasan kriteria penerima manfaat Kartu Pekerja Jakarta (KPJ) dari yang semula berpenghasilan UMP + 10 persen menjadi UMP + 15 persen untuk menjangkau lebih banyak pekerja/buruh, sehingga dapat mengurangi pengeluaran untuk biaya hidup pekerja/buruh di Jakarta.
  2. Anak-anak penerima kartu pekerja diutamakan mendapat KJP plus dan biaya pendidikan masuk sekolah.
  3. Memperbanyak program pelatihan bagi pekerja/buruh melalui Pusat Pelatihan Kerja Daerah, Mobile Training Unit, Suku Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi, serta kolaborator.
  4. Mengembangan program Jakpreneur dan pembentukan koperasi pekerja/buruh serta memfasilitasi penjualan produk yang berasal dari program dimaksud ke dalam sistem e-Order.
  5. Program biaya pendidikan bagi pekerja/buruh yang terkena PHK, maupun pekerja/buruh yang dirumahkan tanpa diberikan atau dikurangi upahnya.
  6. Program bantuan bagi anak yang orangtuanya meninggal akibat pandemi Covid-19.
  7. Program kolaborasi antara Disnakertrans dan Energi Provinsi DKI Jakarta dengan Asosiasi Pengusaha berupa bantuan sarana dan prasarana bagi Federasi Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang telah memiliki usaha.
Sejarah UMP

Dilansir dari spn.or.id, kebijakan upah minimum termasuk UMP pertama kali muncul tahun 1970-an, setelah ada Dewan Penelitian Pengupahan Nasional berdasarkan Keppres No 85 1969. Selain itu dibentuk juga Dewan Penelitian Pengupahan Daerah (DPPD) oleh para Pemerintah Daerah.

Konsep kebijakan upah minimum resmi berlaku sejak ada Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per-05/Men/1989 tentang upah minimum, yang definisinya sudah dirumuskan sebagai upah pokok terendah belum termasuk tunjangan. Kemudian ada revisi melalui Permenaker No Per-10/Men/1990 tentang perubahan Permenaker Nomor: Per -05/Men/1989.

Merujuk situs resmi Kemnaker, kebijakan pengupahan saat ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan. Kemnaker klaim kebijakan untuk mendorong peningkatan produktivitas nasional. Sehingga diharapkan upah menjadi pembanding yang adil terhadap nilai produktivitas.

Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan, Dita Indah Sari, mengatakan bahwa kondisi saat ini Upah Minimum (UM) di Indonesia terlalu tinggi jika dikomparasi atau dibandingkan dengan nilai produktivitas tenaga kerja. Menurutnya, nilai efektivitas tenaga kerja di Indonesia masih berada di urutan ke-13 Asia. "Baik jam kerjanya, maupun tenaga kerjanya, ini umum secara nasional. Komparasinya ketinggian itu dengan produktivitas," kata Dita Indah Sari.

Sebagai perbandingan adalah Thailand. Jam kerja di Indonesia lebih sedikit di tiap minggunya. Di mana Thailand dalam seminggu jam kerja mencapai 42 s.d 44 jam. Sementara di Indonesia hanya 40 jam.

Sementara untuk hari libur, di Indonesia dalam setahun dapat mencapai 20 hari libur. Belum lagi ditambah dengan beragam cuti. Sedangkan di Thailand dalam setahun tidak lebih 15 hari libur.

Dengan semakin sedikitnya jam kerja, kata Dita, output atau hasil kerja yang dilakukan tenaga kerja di Indonesia pun menjadi sedikit. Sehingga hal ini berpengaruh terhadap nilai produktivitas yang rendah.

Dita menambahkan, produktivitas Indonesia pun masih kalah dari Thailand. Di mana Thailand poinnya mencapai 30,9 sedangkan Indonesia hanya 23,9.

Adapun dari sisi upah, upah minimum di Indonesia justru lebih tinggi dari Thailand. Di Thailand dengan nilai produktivitas 30,9 poin upah minimumnya mencapai Rp4.104.475, upah minimum tersebut diberlakukan di Phuket. Sementara itu di Indonesia, dengan upah minimum di Jakarta mencapai Rp4.453.724, nilai produktivitasnya cuma mencapai 23,9 poin saja.

Itulah daftar UMP tahun 2022 yang ditetapkan di 27 provinsi. Setelah penetapan UMP, selanjutnya adalah penetapan UMK atau upah minimal kabupaten/kota tahun 2022 yang paling lambat pada 30 November 2021.

 

Selanjutnya: Sah, berikut UMP tahun 2022 di Jakarta, Banten, Jateng, Riau, Sumatra, Kalimantan dll

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto