Umrah tertunda, bisnis asuransi perjalanan syariah ikut tertekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis asuransi perjalanan syariah turun seiring dengan penundaan keberangkatan umrah bagi jamaah asal Indonesia. Padahal, asuransi umroh berkontribusi besar terhadap asuransi perjalanan secara industri.

"Secara total, kami mengalami penurunan karena tidak adanya umroh. Biasanya, kalau normal, perjalanan umroh sangat besar yaitu berkontribusi sekitar Rp 5 miliar-Rp 7 miliar per bulan," kata Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Tatang Nurhidayat, Kamis (22/4). 

Sayangnya, ia tidak mengungkapkan berapa besar penurunan asuransi perjalanan di industri asuransi syariah. Walau begitu, perusahaan asuransi syariah telah menyiapkan strategi untuk mempertahankan bisnis. Salah satunya dengan mengubah fokus bisnis mereka. 


Baca Juga: Tugu Insurance sediakan asuransi perlindungan aset bagi pemilik SPBU dan Pertashop

"Teman-teman industri syariah melakukan pengalihan bisnis dari perjalanan umroh ke perjalanan biasanya yang saat ini cukup baik. Bahkan, asuransi syariah juga tidak ketinggalan melihat momentum mudi dalam konteks asuransi perjalanan," jelas dia. 

Sebelum adanya pandemi, asuransi perjalanan terdongkrak dari belanja kendaraan bermotor. Biasanya, para pemudik menukar mobil lama atau membeli mobil baru jika ingin mudik ke kampung. 

Namun hingga saat ini, pertumbuhan penjualan kendaraan belum begitu terasa walau mendekati masa mudik dan lebaran. Akibatnya, kondisi tersebut belum memberikan efek pada bisnis asuransi syariah. 

Menghadapi kondisi tersebut, perusahaan asuransi syariah diminta menyediakan produk asuransi perjalanan mudik. Terlebih, pemerintah memberlakukan pelarangan mudik untuk mengantisipasi penyebaran Covid. 

Baca Juga: Pefindo beri peringkat idA+ untuk Asuransi Central Asia

CEO PT Karim Business Consulting Adiwarman Karim mengatakan, asuransi konvensional telah memanfaatkan momentum tersebut untuk menyediakan produk asuransi perjalanan mudik. Jika tidak segera ditiru, maka asuransi syariah akan ketinggalan. 

"Asuransi konvensional menawarkan asuransi perjalanan di dalamnya memberi perlindungan kepada nasabah jika terkena Covid setelah melakukan mudik. Belinya juga mudah, bisa melalui ponsel pintar," jelasnya. 

Selain konvensional, asuransi syariah juga mulai gencar memanfaatkan kanal digital untuk memasarkan produk asuransi syariah. Kanal tersebut juga semakin berkembang untuk memudahkan pemasaran serta bisnis selama pandemi. 

"Teknologi digital juga dikembangkan di industri syariah sehingga bisa mempercepat dan didorong untuk segera dikembangkan," ungkap Deputi Direktur IKNB Syariah I OJK Rina Cakti Yuliani. 

Selanjutnya: Astra Financial gandeng Alibaba Cloud dalam pengoperasian aplikasi MOXA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi