Unggul Indah Cahaya targetkan tumbuh 2%-3%



JAKARTA. Harga minyak mentah mulai stabil, PT Unggul Indah Cahaya Tbk (Unic) serasa mendapat angin segar. Tahun ini, pihaknya optimis bisa tumbuh 2%-3% dibanding tahun lalu.

Pada 2014, pendapatan perusahaan penyedia bahan baku deterjen ini hanya tercatat US$ 400,09 juta. Pendapatan ini turun 8,86% dibanding tahun 2013 yang tercatat US$ 439 juta.

Melemahnya pendapatan Unggul Indah di tahun lalu dipengaruhi dengan harga minyak mentah yang tidak stabil, sehingga pihaknya sulit menentukan harga jual. Selain itu, harga alkohol yang menjadi bahan subsitusi untuk bahan baku deterjen harganya lebih murah ketimbang produk yang dihasilkan Unggul Indah.


"Tahun ini kami targetkan pendapatan bisa tumbuh 2%-3%. Pertumbuhan ini didukung dengan harga minyak mentah yang mulai stabil," kata Lily Setiadi, Sekretaeis Perusahaan Unggul Indah Cahaya, pada KONTAN, Kamis (9/4).

Dengan asumsi bisa pertumbuhan itu, maka tahun ini pendapatan yang bisa diperoleh Unggul Indah diharapkan bisa mencapai US$ 408,09 juta.

Dari segi volume, Unggul Indah menargetkan produksinya bisa naik sekitar 3% dibanding tahun lalu. Volume tahun ini diperkirakan bisa mencapai 159.000 MT.

Berdasarkan laporan keuangan tahun lalu, perusahaan ini menambah negara tujuan ekspor baru yakni Nigeria dan Jerman. Untuk Nigeria yang diekspor adalah fosfat, sedangkan untuk Jerman yang diekspor adalah Alkybenzene.

"Kami bukan mengincar Nigeria dan Jerman, tetapi tahun lalu ada pesanan dari sana, sehingga kami mulai ekspor ke sana. Ke depannya pun, ekspor kami akan melihat dari sisi pesanan. Saat ini belum tahu akan ekspor ke negara mana lagi," ungkap Lily.

Selain Nigeria dan Jerman, ekspor produk Unggul Indah ke Australia, Vietnam, Selandia Baru, Korea Selatan, Malaysia, Jepang, dan Cina dan beberapa negara lainnya. Paling besar porsinya adalah ke Australia.

"Untuk produknya sendiri yang berpotensi di pasar ekspor adalah Alkylbenzena dan Surfactant," jelas Lily. Di 2014 lalu, ekspor untuk produk ini mencapai US$ 83,3 juta. Sedangkan untuk fosfat US$ 15,42 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie