Uni Eropa Bisa Bernafas Lega, Gas Kembali Mengalir dari Rusia



KONTAN.CO.ID - Uni Eropa bisa bernafas lega. Gas mulai mengalir melalui Pipa Nord Stream 1 dari Rusia setelah penghentian 10 hari untuk pemeliharaan. Tetapi, pasokan gas tidak mencapai kapasitas penuh.

Pipa Nord Stream 1 ke Jerman ditutup sejak 11 Juli untuk pekerjaan pemeliharaan tahunan. 

Di tengah peningkatan ketegangan atas perang Rusia di Ukraina, para pejabat Jerman khawatir, Pipa Nord Stream 1, yang menyumbang sekitar sepertiga dari pasokan gas Jerman, mungkin tidak akan dibuka kembali sama sekali.


Nord Stream AG, operator Pipa Nord Stream 1, mengatakan, gas mulai mengalir lagi pada Kamis (21/7) pagi tetapi akan membutuhkan beberapa saat untuk meningkat pasokannya, kantor berita Jerman dpa melaporkan, seperti dikutip Al Jazeera.

Baca Juga: Pernyataan Putin Soal Pasokan Gas Ini Makin Bikin Uni Eropa Ketar-Ketir

Tetapi, kepala Bundesnetzagentur, regulator gas Jerman, mengungkapkan, Gazprom, perusahaan gas Rusia, menyampaikan, pengiriman pada Kamis (21/7) hanya sekitar 30% dari kapasitas pipa Nord Stream 1.

Presiden Vladimir Putin sebelumnya mengatakan, aliran gas Rusia ke pelanggan Eropa berkurang karena kesalahan Barat sendiri. Dia memperingatkan, aliran gas itu bisa terus surut.

Mengutip Al Jazeera, pernyataan Putin pada Selasa (19/7) tersebut semakin meningkatkan tekanan pada Uni Eropa, yang khawatir Rusia bisa memotong gas untuk mendatangkan malapetaka ekonomi dan politik di Eropa pada musim dingin. 

Pada Rabu (20/7), Uni Eropa akan menguraikan rencana darurat untuk mengurangi permintaan gas dalam beberapa bulan.

Baca Juga: Minta Anggota untuk Jalankan Rencana Darurat, Uni Eropa: Rusia Memeras Kami

Berbicara kepada wartawan Rusia di Teheran, Iran, saat menghadiri pembicaraan dengan pemimpin Iran dan Turki, Putin menyatakan, jumlah gas yang dipompa melalui pipa Nord Stream ke Jerman akan turun lebih jauh.

Dari 60 juta menjadi sekitar 30 juta meter kubik per hari, atau sekitar seperlima dari kapasitasnya, jika turbin tidak segera diganti.

Menurut Putin, ada lima unit pompa gas, yang dioperasikan oleh Siemens Energy di Nord Stream 1. Sementara satu unit lagi rusak karena "lapisan dalam runtuh".

Nord Stream 1, yang mengalir di dasar Laut Baltik ke Jerman, telah menjadi fokus sejak Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang Moskow gambarkan sebagai "operasi militer khusus".

Gazprom, raksasa gas Rusia, mengurangi pengiriman gas melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman sebesar 60% bulan lalu, dengan alasan masalah teknis setelah turbin yang dikirim Siemens ke Kanada untuk perbaikan tidak dapat dikembalikan karena sanksi.

Editor: S.S. Kurniawan