KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Menyusul kebijakan penetapan tarif impor baja dan aluminum oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, protes keras mengalir deras dari negara-negara yang notabene merupakan mitra dagang dan sekutu AS. Uni Eropa dan Kanada sama-sama menyatakan penolakan mereka terhadap tarif baru tersebut segera setelah diumumkan dan mengatakan bahwa mereka tidak takut untuk membalas atas kebijakan penetapan tarif impor oleh Trump. Dalam pernyataan resmi, Presiden Uni Eropa, Jean-Claude Juncker mengungkapkan kekesalannya serta bereaksi dengan mengatakan Uni Eropa akan mengembangkan rencana pembalasan atas kebijakan Trump. Penyataan presiden Uni Eropa juga didukung oleh Jerman, yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar Eropa. Menteri Luar Negeri Jerman, Sigmar Gabriel kepada CNN Money mengungkapkan, Uni Eropa harus tegas menolak kebijakan yang berpotensi membahayakan bagi pekerja Eropa. Pun demikian dengan Kanada dan Australia. Kedua negara ini juga tampaknya akan bersiap melakukan balasan kepada pemerintahan Trump. Menteri Perdagangan Australia, Steven Ciobo misalnya, mengungkapkan kebijakan kenaikan tarif impor oleh Trump tidak akan menghasilkan hal yang positif. "Pengenaan tarif seperti ini tidak akan melakukan apapun selain mendistorsi perdagangan dan akhirnya akan menyebabkan hilangnya pekerjaan," ujar Ciobo seperti dikutip dari CNN Money. Sebagai salah satu negara dengan jumlah ekspor baja dan aluminum yang besar ke AS, Australia pantas geram. Pasalnya, ekspor baja dan aluminum Australia ke AS secara total mencapai US$ 500 juta. Lebih lanjut, Ciobo menyerukan agar Trump mengecualikan Australia dari daftar pengenaan tarif impor yang secara efektif akan diterapkan pekan depan ini. Sementara, dalam pernyataan resminya, Menteri Luar Negeri Kanada, Chrystia Freeland, juga mengungkapkan bahwa Kanada tidak akan tinggal diam dan segera menyiapkan tindakan responsif atas kebijakan yang dinilainya membahayakan kepentingan dagang Kanada serta berpotensi menghilangkan lapangan pekerjaaan di Kanada. Pakar perdagangan internasional dari Peterson Institute for International Economics, Chad Brown, meyakini kebijakan yang diambil Trump ini justru akan mendorong negara-negara lain untuk memberlakukan kebijakan serupa atas nama keamanan nasional. Brown juga mengkhawatirkan tindakan balasan yang diserukan banyak pemimpin dunia bakal menjatuhkan perusahaan-perusahaan AS, yang bahkan tidak ada hubungannya sama sekali dengan industri baja dan aluminum. "Pembalasan jelas akan merugikan perusahaan AS, petani, dan pekerja yang mengekspor dan bakal berpengaruh negatif pada pihak-pihak yang tidak ada hubungannya dengan baja atau aluminium, seperti petani dan eksportir kedelai dari AS misalnya," kata Brown.
Uni Eropa dan Kanada siapkan rencana balasan terkait kebijakan tarif Trump
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Menyusul kebijakan penetapan tarif impor baja dan aluminum oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, protes keras mengalir deras dari negara-negara yang notabene merupakan mitra dagang dan sekutu AS. Uni Eropa dan Kanada sama-sama menyatakan penolakan mereka terhadap tarif baru tersebut segera setelah diumumkan dan mengatakan bahwa mereka tidak takut untuk membalas atas kebijakan penetapan tarif impor oleh Trump. Dalam pernyataan resmi, Presiden Uni Eropa, Jean-Claude Juncker mengungkapkan kekesalannya serta bereaksi dengan mengatakan Uni Eropa akan mengembangkan rencana pembalasan atas kebijakan Trump. Penyataan presiden Uni Eropa juga didukung oleh Jerman, yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar Eropa. Menteri Luar Negeri Jerman, Sigmar Gabriel kepada CNN Money mengungkapkan, Uni Eropa harus tegas menolak kebijakan yang berpotensi membahayakan bagi pekerja Eropa. Pun demikian dengan Kanada dan Australia. Kedua negara ini juga tampaknya akan bersiap melakukan balasan kepada pemerintahan Trump. Menteri Perdagangan Australia, Steven Ciobo misalnya, mengungkapkan kebijakan kenaikan tarif impor oleh Trump tidak akan menghasilkan hal yang positif. "Pengenaan tarif seperti ini tidak akan melakukan apapun selain mendistorsi perdagangan dan akhirnya akan menyebabkan hilangnya pekerjaan," ujar Ciobo seperti dikutip dari CNN Money. Sebagai salah satu negara dengan jumlah ekspor baja dan aluminum yang besar ke AS, Australia pantas geram. Pasalnya, ekspor baja dan aluminum Australia ke AS secara total mencapai US$ 500 juta. Lebih lanjut, Ciobo menyerukan agar Trump mengecualikan Australia dari daftar pengenaan tarif impor yang secara efektif akan diterapkan pekan depan ini. Sementara, dalam pernyataan resminya, Menteri Luar Negeri Kanada, Chrystia Freeland, juga mengungkapkan bahwa Kanada tidak akan tinggal diam dan segera menyiapkan tindakan responsif atas kebijakan yang dinilainya membahayakan kepentingan dagang Kanada serta berpotensi menghilangkan lapangan pekerjaaan di Kanada. Pakar perdagangan internasional dari Peterson Institute for International Economics, Chad Brown, meyakini kebijakan yang diambil Trump ini justru akan mendorong negara-negara lain untuk memberlakukan kebijakan serupa atas nama keamanan nasional. Brown juga mengkhawatirkan tindakan balasan yang diserukan banyak pemimpin dunia bakal menjatuhkan perusahaan-perusahaan AS, yang bahkan tidak ada hubungannya sama sekali dengan industri baja dan aluminum. "Pembalasan jelas akan merugikan perusahaan AS, petani, dan pekerja yang mengekspor dan bakal berpengaruh negatif pada pihak-pihak yang tidak ada hubungannya dengan baja atau aluminium, seperti petani dan eksportir kedelai dari AS misalnya," kata Brown.