Uni Eropa stop penyelidikan antisubsidi biodiesel



JAKARTA. Kabar baik bagi produsen biodiesel di Indonesia. Komisi Uni Eropa memutuskan untuk tidak melanjutkan penyelidikan anti subsidi terhadap produk biodiesel dari negara ini.

Keputusan tersebut disampaikan Uni eropa kepada pemerintah Indonesia lewat surat tertanggal 14 Oktober 2013. "Mereka menarik gugatan karena bukti dinilai lemah," kata Oke Nurwan, Direktur Pengamanan Perdagangan, Kementerian Perdagangan (Kemdag), kemarin.

Catatan saja, penyelidikan anti subsidi biodiesel tersebut dimulai sejak 10 November 2012. Secara khusus mereka menyoroti program pemerintah Indonesia, yaitu penerapan bea keluar (BK) untuk industri kelapa sawit yang mereka nilai memberikan keuntungan bagi industri biodiesel nasional.


"Selama proses penyelidikan berlangsung, kami bersama dengan sektor industri biodiesel nasional menjelaskan bahwa program dimaksud bukan bentuk subsidi," kata Oke.

Meski penyelidikan anti subsidi sudah dihentikan, Oke bilang bukan berarti hambatan ekspor biodiesel ke Uni Eropa berakhir. Soalnya mereka masih melakukan penyelidikan anti dumping.

Oke optimistis Indonesia akan lolos dari dugaan anti dumping yang saat ini sedang diproses. Alasannya, karena penyelidikan anti dumping yang dilakukan para investigator Komisi Eropa tersebut mengandung banyak kelemahan.

Oke bilang, penyelidikan anti dumping ini juga dinilai bertentangan dengan ketentuan World Trade Organization (WTO). "Kami optimis bisa menang," kata Oke.

Togar Sitanggang, Corporate Affairs Manager Musim Mas tak terlalu menyambut baik keputusan Uni Eropa. Sebab, keputusan Uni Eropa tersebut belum tentu membuat ekspor biodiesel Indonesia ke Eropa membaik. "Bila dugaan anti dumping masih tinggi, maka tidak ada pengaruhnya bagi ekspor biodiesel ke Uni Eropa," kata Togar.

Benar saja. Sejak awal Oktober ini, bea masuk anti dumping yang dikenakan pada empat perusahaan eksportir biodiesel asal Indonesia ke UE mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Bahkan, satu perusahaan yang sebelumnya lolos, ikut dikenakan bea masuk.

Paulus Tjakrawan, Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) memproyeksikan ekspor biodiesel di tahun ini turun dibandingkan tahun lalu karena berbagai hambatan itu. Pada tahun lalu, ekspor biodiesel mencapai 1,5 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie