Uniknya Festival Bau Nyale di Lombok



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Festival Bau Nyale merupakan kegiatan tradisional Suku Sasak. Secara harfiah, bau nyale adalah kegiatan menangkap cacing laut. Namun, Festival Pesona Bau Nyale (FPBN) 2018 tidak hanya berisi kegiatan menangkap cacing laut.

Ada berbagai kegiatan seperti Kejuaran Voli Pantai Internasional, Mandalika Ethno Performance, Mandalika World Music Festival, Kejuaran Surfing dan Budaya Peresean. Kemudian ada Festival Kuliner, Pemilihan Putri Mandalika, Gelar budaya Betandaq, Parade Budaya, Mandalika Fashion Carnival serta Lomba Foto.

"Festival tahun ini dipastikan akan lebih seru. Lebih meriah. FPBN itu unik. Selalu menarik. Makanya selalu dibanjiri wisatawan," kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, Mohammad Faozal dalam keterangan yang diterima KONTAN, Kamis (22/2).


Masyarakat Pulau Lombok mempercayai nyale atau cacing laut, sebagai jelmaan Putri Mandalika yang cantik. Putri Mandalika menceburkan diri ke laut sebagai pilihan. Ia tidak ingin terjadi pertumpahan darah antara para pangeran di Lombok, yang memperebutkan dirinya.

Uniknya, Nyale hanya bisa ditangkap setiap bulan Februari tanggal 20. Malam puncak Festival Pesona Bau Nyale diputuskan berdasarkan sangkep warge oleh tokoh masyarakat, tokoh budayawan, tokoh adat dan sesepuh adat lain. Tahun ini, puncak pengambilan nyale jatuh pada 7 Maret 2018 dini hari.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi keseriusan Pemprov NTB dalam pengembangan dan penguatan pariwisata. Salah satunya, mengemas Festival Bau Nyale menjadi lebih atraktif. "Pemerintah sangat mendukung. Festival Bau Nyale telah dimasukkan ke dalam satu dari 100 calender of event pariwisata nasional," kata Arief.

Menurut Menpar, tingkat ketertarikan wisman terhadap budaya mencapai 60%. Sedangkan terhadap alam, ketertarikan wisatawan mancanegara mencapai 35%, sementara untuk kerajinan tangan (manmade) 5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto