KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Unilever berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada sebagian pekerja di Eropa pada akhir 2025. Melansir Reuters, CEO Unilever Hein Schumacher mengungkapkan pemutusan hubungan kerja ini diambil sebagai langkah untuk mendongkrak pertumbuhan bisnis perusahaan. Selain itu Schumacher juga sedang berenca untuk mendapatkan kembali kepercayaan investor setelah mengalami kinerja buruk pada beberapa tahun belakangan. "Kami saat ini hingga dalam beberapa minggu ke depan, akan memulai proses konsultasi dengan karyawan yang mungkin terkena dampak dari perubahan yang diusulkan," ungkap juru bicara Unilever yang dikutip pada Reuters, Rabu (17/7).
Baca Juga: IHSG Melemah 0,75% ke 7.224 Pada Selasa (16/7), UNVR, AMMN, ASII Jadi Top Losers LQ45 Pemangkasan pekerja ini juga sebagai bagian dari program produktivitas yang telah disampaikan pada bulan Maret 2024 lalu. Hal itu meliputi rencana untuk pemutusan hubungan kerja sebanyak 7.500. Kepala Sumber Daya Manusia Unilever, Constantina Tribou menyatakan dampak dari pemutusan hubungan kerja di Eropa diperkirakan mencapai 3.000 hingga 3.200 orang hingga akhir 2025. Sementara Kepala Dewan Kerja Eropa Unilever, Hermann Soggeberg berpendapat langkah pemangkasan ini merupakan pemutusan hubungan kerja terbesar di Unilever dalam beberapa dekade. "Keliru jika ini disebut sebagai program produktivitas, karena artinya ini akan banyak orang yang saat ini bekerja akan segera kehilangan pekerjaan mereka," ungkap Hermann.