Unilever Genjot Bisnisnya di Indonesia



JAKARTA. Harga saham Unilever PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) kemarin melejit 2,3% menjadi 17.800 per saham. Ini adalah harga saham tertinggi UNVR sejak melantai di bursa. Lonjakan harga saham emiten consumers goods ini dipicu oleh rencana perusahaan multinasional ini menggenjot investasinya untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia.

Jan Zijderveld, Kepala Unit Unilever Asia Tenggara kepada Bloomberg mengatakan, Unilever akan menambah belanja modal € 200 juta atau US$ 242 juta untuk ekspansi pabrik di Indonesia dalam dua tiga tahun ke depan.

Sekretaris Perusahaan UNVR Sancoyo Antarikso mengatakan, rencana ekspansi pabrik di Indonesia merupakan kolaborasi Unilever Indonesia dengan induknya. "Melalui modal yang tersedia, kami sudah mempersiapkannya seperti keinginan induk usaha yang akan memperbesar kuota produksi," jelas Sancoyo, (23/6). Peningkatan kapasitas produksi di Indonesia, kata Sancoyo, berlaku untuk hampir semua jenis produk.


Unilever, yang merupakan perusahaan consumers goods terbesar kedua di dunia, menggenjot bisnisnya di Indonesia, sebagai salah satu upaya memenangkan persaingan dengan rival beratnya, Procter & Gamble (P&G). Belakangan P&G agresif menggaet pasar dengan memangkas harga produknya di berbagai negara, seperti di China dan India.

Selain menghadapi gempuran P&G, Unilever perlu memperkuat posisi bisnisnya di Indonesia untuk menjamin pertumbuhan kinerjanya. Maklum saja, pasar negara berkembang, termasuk Indonesia menyumbang 50% dari total pendapatan Unilever yang sebesar € 39,8 miliar. Apa lagi, pertumbuhan ekonomi Indonesia dan negara berkembang lainnya tetap tinggi di tengah krisis di Eropa dan Amerika Serikat.

Analis BNI Securities Akhmad Nurcahyadi yakin, rencana ini berdampak bagus bagi kinerja UNVR. Ia memperkirakan, laba bersih UNVR tahun ini akan mencapai Rp 3,52 triliun. Tahun lalu, laba bersih UNVR sebesar Rp 3,04 triliun.

Tapi, Akhmad menilai, rasio harga terhadap laba bersih (PER) UNVR saat ini sebesar 41,88 kali, sudah terlalu mahal. Sebab, PER industri hanya 22,68 kali. Maka, ia merekomendasikan tahan saham ini. Apalagi, target harganya di Rp 17.500 per saham sudah terlewati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can