Unilever Hengkang dari Rusia, Seluruh Aset Dilepas ke Perusahaan Lokal



KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Unilever telah menjual bisnisnya di Rusia ke Arnest Group. Unilever menjadi perusahaan multinasional terbaru yang keluar dari Rusia sejak invasi ke Ukraina, setelah proses penjualan yang rumit.

Mengutip Reuters, Kamis (10/10), Unilever yang berbasis di Inggris mengatakan, penjualan tersebut mencakup seluruh bisnisnya dan empat pabrik di Rusia dan bisnisnya di Belarus.

Meskipun ketentuan transaksi tidak diungkapkan, FT melaporkan penjualan tersebut bernilai 520 juta euro (US$ 568,41 juta), mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.


Baca Juga: Unilever Merombak Rantai Pasokan Perawatan Rumah di Eropa

Unilever, yang menolak mengonfirmasi angka yang dilaporkan, mengatakan bahwa bisnis Rusia tersebut, termasuk keempat pabrik, memiliki aset bersih sekitar 600 juta euro, per 30 Juni.

"Pekerjaan ini sangat rumit, dan melibatkan pemisahan platform TI dan rantai pasokan, serta migrasi merek ke alfabet Cyrillic," kata CEO Unilever Hein Schumacher dalam sebuah pernyataan, mengacu pada penjualan dan penerjemahan dari bahasa Inggris ke alfabet Rusia.

Arnest, yang dipimpin oleh pengusaha Alexey Sagal, telah mengakuisisi bisnis Barat lainnya sejak invasi Rusia ke Ukraina, terutama operasi Rusia milik perusahaan bir Belanda Heineken hanya dengan satu euro.

Arnest juga mengakuisisi bisnis pengemasan minuman Ball Corp seharga $ 530 juta pada akhir tahun 2022 dan bisnis Rusia milik perusahaan kosmetik Swedia Oriflame.

Arnest Group tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Keberadaan Unilever yang terus berlanjut di Rusia setelah invasi pada Februari 2022 dikritik oleh para pegiat dan pemerintah Ukraina, meskipun perusahaan itu adalah perusahaan makanan besar Eropa pertama yang menghentikan impor dan ekspor ke Rusia.

Unilever mengatakan tahun lalu bahwa mereka dapat meninggalkan, menjual, atau mempertahankan operasinya di Rusia, tetapi pilihan yang paling tidak buruk adalah "melanjutkan bisnis tetapi dengan cara yang sangat terbatas".

B4Ukraine, sebuah koalisi kelompok masyarakat sipil yang berusaha memaksa perusahaan-perusahaan Barat untuk memutuskan hubungan dengan Rusia, menyambut baik penjualan tersebut pada hari Kamis.

Baca Juga: CEO Unilever Dorong Perjanjian Global Plastik dengan Aturan yang Ketat

Bulan lalu, harian bisnis RBC melaporkan bahwa Unilever telah menerima persetujuan pemerintah Rusia untuk menjual aset senilai sekitar 35 miliar rubel-40 miliar rubel ($359,5-$410,9 juta).

Kremlin biasanya menuntut diskon setidaknya 50% pada kesepakatan keluar yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang disebutnya dari negara-negara yang "tidak bersahabat", yaitu negara-negara yang telah menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.

Eksodus perusahaan dari Rusia telah merugikan perusahaan asing lebih dari $ 107 miliar dalam bentuk penurunan nilai dan kehilangan pendapatan, menurut analisis Reuters pada bulan Maret.

Danone awal tahun ini mengatakan telah menerima persetujuan regulasi untuk menjual asetnya di Rusia, sehingga mengalami kerugian sebesar $1,3 miliar.

Unilever dijadwalkan akan menerbitkan laporan perdagangan kuartal ketiganya pada tanggal 24 Oktober. 

($1 = 97,3500 rubel) 

($1 = 0,9148 euro)

Selanjutnya: Kuartal III-2024, Siloam International Hospitals (SILO) Telah Serap 60% Capex

Menarik Dibaca: Film Tebusan Dosa Siap Hantui Bioskop Indonesia 17 Oktober

Editor: Herlina Kartika Dewi