KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) bakal merombak struktur kewajibannya. Emiten konsumer ini bakal melunasi sejumlah utang, terutama utang jangka pendek. Dananya berasal dari divestasi segmen bahan makanan olesan atau spread. "Paling tidak, dana (hasil divestasi) akan kami gunakan untuk melunasi utang jangka pendek," ujar Direktur UNVR Sancoyo Antarikso, Kamis (31/5) lalu. Nilai divestasi segmen spread mencapai US4 164 juta atau setara Rp 2,65 triliun. Ini merupakan penjualan aset tak berwujud di segmen tersebut. Aset tak berwujud yang dijual termasuk, namun tak terbatas pada, hak mendistribusikan produksi menggunakan merek dagang global dan lokal serta daftar pelanggan di Indonesia. Sigma Bidco BV menjadi pihak pembeli.
UNVR juga menjual aset berwujudnya yang menjadi rangkaian divestasi itu. Penjualannya meliputi aset produksi dan perlengkapannya Rp 152,64 miliar dan penjualan persediaan serta barang dagang Rp 42,83 miliar. UNVR juga bakal menyewakan sebagian tanah dan bangunan pabrik di Cikarang. Aset ini digunakan untuk pengoperasian aset segmen spread senilai Rp 56,29 miliar. Emiten ini juga menjual merek dagang lokal senilai Rp 9,7 miliar. Manajemen UNVR belum gamblang mengungkapkan bagian utang mana yang bakal dilunasi. Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2018, pinjaman bank jangka pendek UNVR tercatat Rp 2,05 triliun, turun 40% dibandingkan periode sama tahun lalu. Satu hal yang pasti, pelunasan belum akan terjadi dalam waktu dekat. UNVR perlu meminta restu pemegang saham (RUPSLB) pada 21 Juni 2018. "Kami akan meminta pemegang saham agar transaksinya bisa dilakukan di kuartal III," tambah Sancoyo.