KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Unilever Plc mengumumkan akan menghentikan iklan di Facebook, Instagram, dan Twitter di Amerika Serikat (AS) hingga akhir tahun. Perusahaan barang konsumsi ini menyusul boikot iklan terhadap Facebook sebagai bagian dari kampanye Stop Hate for Profit. Kampanye ini dimulai oleh kelompok hak sipil US setelah kematian George Floyd. Upaya ini menyerukan agar Facebook yang juga pemilik Instagram untuk melakukan lebih banyak upaya dalam menghentikan ujaran kebencian. "Melanjutkan iklan di platform-platform tersebut pada saat ini tidak akan meningkatkan nilai terhadap manusia dan masyarakat. Kami akan memonitor perkembangan dan menimbang kembali posisi jika diperlukan," ungkap Unilever dalam pernyataan yang dikutip Reuters, Jumat (26/6).
Baca Juga: Sejumlah perusahaan raksasa boikot pasang iklan, Facebook akhirnya mau beri label Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham Facebook anjlok 8,32% ke US$ 216,08 per saham. Sedangkan harga saham Twitter turun 7,40% ke US$ 29,05 per saham. Dalam wawancara dengan The Wall Street Journal sebelumnya, Luis Di Como, executive vice president of global media Unilever mengatakan bahwa masih banyak yang perlu dilakukan untuk menghentikan hate speech di tengah polarisasi dan pemilihan umum di AS. CNN melaporkan bahwa Unilever merupakan pengiklan terbesar ke-30 di Facebook dengan nilai US$ 42 juta pada tahun lalu. Angka ini merupakan estimasi Pathmatics.