Unilever perkenalkan teknologi daur ulang sampah



JAKARTA. Unilever memperkenalkan terobosan terbarunya dalam hal teknologi daur ulang sampah yang dinamakan CreaSolv® Process di Jakarta, Rabu (17/5).

David Blanchard, Chief R&D Officer Unilever mengatakan, teknologi ini mampu mendaur ulang plastik fleksibel atau kemasan sachet. "CreaSolv® Process dikembangkan bekerja sama dengan Fraunhofer Institute di Jerman dan terinspirasi oleh inovasi yang digunakan untuk mendaur ulang perangkat televisi," kata David.

Menurutnya, telknologi ini sangat penting mengingat banyaknya sampah kemasan sachet sekali pakai. Setiap tahun ada miliaran kemasan sachet sekali pakai diproduksi, terutama di negara berkembang, dimana daya beli masyarakat pada umumnya belum dapat menjangkau produk kemasan besar.


Tanpa solusi daur ulang, kemasan sachet ini berakhir di tempat pembuangan akhir atau sebagai sampah yang mengotori lingkungan, termasuk di lautan.

Menurut David, teknologi daur ulang ini selaras dengan strategi Unilever untuk mengembangkan bisnis seraya mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan dampak positif terhadap masyakat–yang tertuang dalam Unilever Sustainable Living Plan (USLP).

"Unilever telah lama berkomitmen untuk menemukan alternatif untuk menanggulangi sampah kemasan plastik, termasuk kemasan sachet," jelasnya.

Unilever secara global telah berkomitmen untuk mengurangi berat kemasan produknya hingga sepertiganya pada tahun 2020, dan meningkatkan penggunaan konten plastik daur ulang di kemasannya minimal 25% di 2025.

“Kami juga menargetkan seluruh kemasan plastik kami akan dapat didaur ulang, digunakan kembali atau diurai di 2025," jelasnya.

Sancoyo Antarikso, Governance and Corporate Affairs Director Unilever Indonesia menyatakan, CreaSolv® Process merupakan sebuah tonggak penting bagi Unilever, terutama berkaitan dengan komitmen untuk mengurangi dampak lingkungan. Teknologi ini berpotensi menjadi solusi untuk mengatasi masalah sampah plastik fleksibel atau sampah kemasan sachet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri