JAKARTA. Anak usaha PT Unilever Indonesia Tbk, yakni PT Unilever Oleochemical Indonesia, masih menghadapi kesulitan dalam mengoperasikan pabrik pengolahan minyak kelapa sawit di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Simalungun, Sumatra Utara. Meski resmi beroperasi sejak akhir November 2015, pabrik tersebut belum mampu berproduksi secara maksimal. Sancoyo Antarikso, Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk bilang, saat ini utilisasi pabrik tersebut baru mencapai 80%. Penyebab kapasitas pabrik tidak bisa melaju maksimal adalah karena kurangnya pasokan listrik ke pabrik ini. Dari 12 megawatt (MW) yang dibutuhkan untuk menjalankan mesin, pasokan yang tersedia baru 8 MW. "Ini karena gangguan jaringan dan belum siapnya gardu induk tegangan tinggi di KEK Sei Mengkei," kata Sancoyo kepada KONTAN, Rabu (3/2).
Unilever terkendala listrik dan gas
JAKARTA. Anak usaha PT Unilever Indonesia Tbk, yakni PT Unilever Oleochemical Indonesia, masih menghadapi kesulitan dalam mengoperasikan pabrik pengolahan minyak kelapa sawit di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Simalungun, Sumatra Utara. Meski resmi beroperasi sejak akhir November 2015, pabrik tersebut belum mampu berproduksi secara maksimal. Sancoyo Antarikso, Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk bilang, saat ini utilisasi pabrik tersebut baru mencapai 80%. Penyebab kapasitas pabrik tidak bisa melaju maksimal adalah karena kurangnya pasokan listrik ke pabrik ini. Dari 12 megawatt (MW) yang dibutuhkan untuk menjalankan mesin, pasokan yang tersedia baru 8 MW. "Ini karena gangguan jaringan dan belum siapnya gardu induk tegangan tinggi di KEK Sei Mengkei," kata Sancoyo kepada KONTAN, Rabu (3/2).