Unilever Tetap akan Beli CPO Produsen Lokal



JAKARTA. Mulai April 2010 nanti, PT Unilever Indonesia Tbk tidak memperpanjang kontrak pembelian CPO dari PT Smart Tbk. Namun, manajemen Unilever berjanji akan tetap membeli minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) dari perusahaan perkebunan lokal. "Kami memiliki komitmen untuk kebutuhan CPO di PT Unilever Indonesia Tbk dibeli dari industri di dalam negeri," kata Rachmat Hidayat, External Affair Manager PT Unilever Indonesia Tbk, Jumat (12/3).

Rachmat bilang, Unilever memang tidak memperpanjang kontrak pembelian CPO dari PT Smart. Langkah Unilever menghentikan pembelian CPO ini terkait dengan tuduhan bahwa PT Smart tidak memproduksi CPO yang ramah lingkungan. Tuduhan ini dilontarkan lembaga swadaya masyarakat (LSM) lingkungan Green Peace.

Namun, menurut Rachmat, penghentian pembelian tersebut pun belum final, karena kedua perusahaan masih menunggu penunjukkan tim independen yang bertugas menelusuri kebenaran masalah lingkungan tersebut. Saat ini, sudah ada beberapa orang yang akan diajukan sebagai tim independen. "Tim itu sudah ada, cuma minta persetujuan dari PT Smart," jelasnya.


Lebih lanjut, Rachmad memastikan jika hasil keputusan tim independen menyatakan tuduhan isu lingkungan itu tidak terbukti, pihaknya bisa membeli CPO lagi dari anak perusahaan Sinar Mas itu.

Yang jelas, dia menegaskan, masalah lingkungan dalam produksi CPO menjadi sangat penting bagi Unilever. Itu sebabnya, perusahaanya mensyaratkan membeli CPO yang sudah memiliki sertifikat Rountable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Kendati hingga kini pasokan CPO Unilever yang sudah memiliki sertifikat RSPO baru mencapai 15%.

Presiden Direktur PT Smart Tbk Daud Dharsono menyatakan, pihaknya masih menunggu penunjukkan tim independen dan belum memiliki kesepakatan tentang penunjukkan tim tersebut bersama dengan Unilever. Yang jelas, menurut Daud, pihaknya menginginkan tim verifikasi itu berasal dari RSPO yang sudah memiliki certification body accreditation. “Tim sudah ada tapi tinggal menentukan,” ujar nya.

Selain PT Smart, dampak kemelut penghentian pembelian CPO oleh Unilever merembet ke petani kelapa sawit yang menjadi mitra PT Smart. "Sekarang harga pembelian TBS (tandan buah segar) kelapa sawit oleh PT Smart ikut turun," kata Asmar Arsyad, Sekjen Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia.

Menurut Asmar, sejak penghentian pembelian oleh Unilever tersebut, harga TBS yang dijual ke PT Smart turun dari Rp 1.300 per kilogram (kg) menjadi Rp 1.250 per kg. Hal ini sudah pasti memangkas pendapatan petani.Bagi Smart pemutusna kontrak oleh Unilver jelas berdampak besar. Maklum penjualan CPO Smart ke Unilever cukup besar, yakni Rp 370 miliar dengan volume 47.000 ton per tahun. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test