KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Semua jenis unit link mencatatkan kinerja positif hingga November 2023 sejak awal tahun atau
year to date (ytd). Adapun imbal hasil unit link pendapatan tetap, menjadi yang paling moncer di antara semua jenis unit link secara ytd. Berdasarkan data Infovesta Utama dari Januari 2023 hingga November 2023, tercatat unit link pendapatan tetap mencatatkan rata-rata imbal hasil (return) sebesar 2,59% secara ytd. Selain itu, rata-rata imbal hasil unit link campuran sebesar 0,97% ytd, kemudian rata-rata imbal hasil unit link saham sebesar 0,60% ytd, lalu unit link pasar uang sebesar 2,27% ytd.
Baca Juga: Allianz Life Gandeng Bank BJB, Tawarkan Beragam Pilihan Asuransi Sementara itu, jika hanya melihat data di November 2023 saja, kinerja unit link saham menjadi yang teratas, dengan rata-rata imbal hasil sebesar 2,35%. Diikuti unit link campuran sebesar 1,93%, kemudian unit link pendapatan tetap sebesar 1,89%, serta unit link pasar uang sebesar 0,56%. Mengenai kenaikan di setiap jenis unit link, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai unit link sahamnya naik pada November 2023 karena jelas
underlying-nya rata-rata naik, yakni saham naik pada November 2023. "Hal itu terlihat dari kinerja indeks utama, seperti IHSG, LQ45, IDX80, Kompas100, dan lainnya," ujarnya. Arjun pun menilai pada Desember 2023 memang ada potensi tinggi
window dressing karena momentumnya di pasar kuat. Dia menerangkan ekspektasi suku bunga bank sentral global maupun The Fed dan BI sudah mencapai level puncak dan akan mengalami pemangkasan tahun depan memberi sentimen positif terhadap pasar saham global di November 2023 sehingga mendongkrak saham dan indeks
underlying.
Baca Juga: BNI Life Catat Unitlink Pendapatan Tetap Sumbang Return Terbesar hingga November 2023 Mengenai prospek ke depan dengan adanya pemilu, Arjun menjelaskan kalau dilihat pengeluarannya melonjak sebelum pemilu dan anggaran pemilu ini tertinggi secara historis juga menjelang akhir tahun dengan musim Natal dan Tahun Baru. "Hal itu menyebabkan sektor konsumen berpotensi mendapat pendorong dari kenaikan pengeluaran ini dan ini potensi translasi ke kenaikan harga saham mereka," katanya. Kalau melihat secara historis, dia bilang emiten perbankan terutama yang besar, seperti BUMN dan big caps mengalami kinerja yang cukup positif menjelang pemilu juga. "Sebenarnya ada beberapa sektor yang berpotensi mendongkrak menjelang pemilu dan efek
window dressing potensi diperkuat karena ada sentimen juga dari pemilu," ungkapnya.
Baca Juga: Pendapatan Premi Unit Link Masih Tertekan hingga Kuartal III Sementara itu, kinerja unit link yang positif hingga November 2023 juga dirasakan PT BNI Life Insurance atau BNI Life. Plt. Direktur Utama BNI Life Eben Eser Nainggolan mengatakan secara
year to date (ytd), imbal hasil (return) terbesar datang dari unit link pendapatan tetap. "Secara ytd,
growth unit link pendapatan tetap masih mendominasi karena kondisi pasar di November yang membaik. Selain itu, untuk jenis unit link saham juga mengalami kenaikan karena pertumbuhan JCI," ucapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (8/12). Berdasarkan data Infovesta, BLife Link Pendapatan Tetap Stabil Plus memberikan
return 6,69% ytd. Adapun jenis produk yang sama, yakni BLife Link Pendapatan Tetap Cemerlang memberikan
return 5,85% hingga November 2023 (ytd). Selain itu, pada jenis unit link pasar uang, produk BLife Link Pasar Uang Likuid tercatat memberikan
return 4,72% ytd. Mengenai proyeksi sampai akhir tahun hingga tahun depan, Eben menilai unit link pendapatan tetap masih akan memberikan
return yang paling tinggi hingga akhir tahun ini. "Untuk tahun depan, kami juga melihat peluang dari instrumen pendapatan tetap akan lebih baik," ujarnya. Untuk strategi memaksimalkan kinerja unit link, Eben menerangkan BNI Life akan tetap menjaga
return tetap kompetitif dan melakukan aktif rebalancing pada instrumen yang dirasa optimal di tahun depan.
Baca Juga: Generali Proyeksikan Premi Asuransi Tradisional dan Unitlink Masih Tumbuh di 2024 Berdasarkan data Infovesta hingga November 2023, semua jenis unit link mengalami kinerja positif. Adapun unit link pendapatan tetap hingga November 2023 memberikan rata-rata
return sebesar 2,59% secara ytd. Selain itu, campuran memberikan rata-rata
return 0,97% ytd, kemudian jenis saham rata-rata return sebesar 0,60% ytd, dan pasar uang dengan rata-rata return 2,27% ytd. Di sisi lain, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) menyatakan kinerja unit link masih bervariasi hingga November 2023. Chief Marketing Officer Generali Indonesia Vivin Arbianti Gautama mengatakan hal itu disebabkan oleh faktor eksternal yang masih terasa pada perkembangan pasar. "Namun, secara umum unitlink pendapatan tetap kinerjanya terus bertumbuh," katanya. Berdasarkan data Infovesta, sejumlah produk unit link Generali mencatatkan kinerja positif hingga November 2023. Adapun di jenis pasar uang, yakni Generali Money Market Employee memberikan imbal hasil 4,53% ytd. Selain itu, produk unit link Generali jenis pendapatan tetap Generali Fixed Income Long Duration memberikan imbal hasil sebesar 4,18%.
Baca Juga: AAJI Catat Pendapatan Premi Produk Tradisional Meningkat Sedangkan Unit Link Turun Mengenai proyeksi hingga akhir tahun, Vivin berharap kinerja unit link bisa terus meningkat dan makin diperkuat jika nilai Rupiah makin stabil dan suku bunga terindikasi mulai dapat diturunkan. Hal itu tentu akan memengaruhi segmen pendapatan tetap atau obligasi yang akan mendapat sentimen positif terlebih dahulu. Untuk memaksimalkan kinerja unitlink, dalam alokasi dan pengelolaan portofolio investasi dari tahun ke tahun, Vivin menyampaikan Generali Indonesia mematuhi prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan juga memiliki proses pengawasan, baik dari komite investasi,
regional, maupun secara grup. "Pengelolaan alokasi investasi juga menerapkan berbagai strategi dengan mempertimbangkan berbagai aspek, baik untuk strategi jangka pendek, menengah, dan jangka panjang," ungkapnya.
Baca Juga: BNI Life Catatkan Pendapatan Premi Sebesar Rp 4,1 Triliun Sampai September 2023 Dalam menerapkan strateginya, Vivin bilang Generali Indonesia mengatur pemilihan portofolio secara seimbang, melalui kepemilikan pada saham-saham blue chip, saham-saham dengan kapitalisasi besar (big cap), maupun saham-saham dengan kapitalisasi kecil (small cap). "Sesuai dengan konsep investasi, nilai saham fluktuatif karena dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti sentimen pasar, kenaikan suka bunga, dan lain-lain," ujar Vivin. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli