JAKARTA. Hingga Juli 2012, Unit Usaha Syariah (UUS) PT Permodalan Nasional Madani (PNM) telah berkontribusi 10% terhadap total pembiayaan sang induk. Tapi, meski sudah mencapai target setahun, manajemen tidak berencana menaikkan kontribusi tersebut. Alasannya terbentur pendanaan dan permintaan pembiayaan syariah yang belum terlalu besar. Tri Susilo, Direktur PNM, mengatakan minat debitur mendapatkan layanan syariah di PNM masih kecil. "Debitur lebih menyukai yang konvensional, karena prosesnya lebih cepat, ketersedian dana juga lebih besar," terang Susilo akhir pekan lalu. Minat tertinggi untuk layanan syariah hanya ada di daerah yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Antara lain di Padang, Aceh dan Sulawesi. Saat ini, PNM mengoperasikan 40 kantor UUS.
Untuk mengatasi pendanaan yang pas-pasan, manajemen berencana menambah plafon pembiayaan dari bank syariah. Hingga akhir tahun ini, PNM telah mendapatkan komitmen pinjaman dari tiga bank syariah yakni: Bank Syariah Mandiri (BSM), HSBC Amanah dan UUS Bank DKI senilai total Rp 300 miliar. Nah, dalam waktu dekat ini, PNM akan menggandeng UUS Maybank. Meski pendanaan UUS agak tersendat, kebutuhan pendanaan PNM konvensional terbilang kuat. Kemarin, PNM baru saja menerbitkan obligasi Rp 500 miliar. Oktober nanti, PNM akan menerbitkan medium term notes (MTN) senilai Rp 230 miliar. Lalu di akhir tahun nanti, menerbitkan surat pengakuan utang (promissory notes) senilai Rp 100 miliar.