KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Unit Usaha Syariah (UUS) PT Pegadaian (Persero) semakin berkembang. Hingga Juni 2019, gadai syariah mampu memberikan kontribusi bisnis sebanyak 18% terhadap bisnis pegadaian. Melihat semakin besarnya bisnis Syariah, Direktur Pengembangan Produk dan Pemasaran Pegadaian Harianto Widodo menyatakan pegadaian mulai menghitung untung rugi opsi untuk menyapih atau
spin off UUS. Namun yang pasti, Harianto bilang saat ini, Pegadaian fokus dalam memperbesar bisnis syariah terlebih dahulu.
Baca Juga: Pegadaian bidik nasabah baru dari kalangan muslimat NU “Kalau
spin off maka otomatis benar-benar terpisah. Karena argumennya itu, ketika kami membesarkan bisnis Syariah dengan masih jadi UUS, maka produk-produk syariah maka akan bisa didistribusikan lebih luas lewat kantor konvensional. Begitupun biaya operasional jauh lebih efisien. Tapi mungkin akan tidak seoptimal ekspansi ketika masih UUS,” ujar Harianto beberapa hari lalu. Melihat hal ini, Harianto menilai Pegadai tidak akan buru-buru melakukan spin off UUS. Lantaran tanpa persiapan yang matang, penyapihan unit usaha ini nantinya akan menimbulkan biaya operasional yang besar. Lanjut Ia hal ini pada akhirnya akan membebani masyarakat.
Baca Juga: Pegadaian bidik transaksi dari 32 juta anggota Muslimat NU Langkah tak buru-buru ini, Harianto akui lantaran tidak ada batas waktu yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai regulator untuk melakukan spin off UUS. Berbeda dengan perbankan yang harus melakukan spin off UUS paling lambat pada 2022. Oleh sebab itu, Pegadaian menunggu arahan OJK lebih lanjut terkait hal ini. Selain itu, pemilik saham yang diwakili oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga memberikan dukungan terhadap bisnis yang dilakukan oleh Pegadaian. Harianto bilang pemgang saham mendukung selama bisnis berkembang dan memenuhi aturan yang berlaku. Guna mengembangkan bisnis syariah, Harianto bilang dalam waktu dekat ini, pegadaian akan meluncurkan pembiayaan Arrum Umroh. Sebelumnya, pegadaian sudah memawarkan produk amanah, arum haji, dan rahn atau gadai syariah.
Baca Juga: 5 alasan investasi emas lebih untung dibanding investasi lain Harianto mengaku ada beberapa produk yang hanya ada di syariah. Selain itu, Pegadaian akan merancang berbagai produk di semester kedua 2019 ini. Harapannya, produk yang dirancang ini bisa dijalankan sejak awal tahun mendatang.
Lanjut ia, secara keseluruhan proporsi bisnis gadai berkontribusi 80%. Sedangkan bisnis non gadai sebesar 20% terhadap kontribusi binis persero. Pegadaian hingga semester I-2019, membukukan laba bersih sebesar Rp 1,53 triliun. Nilai ini meningkat 11,7% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan Juni 2018 lalu senilai Rp 1,37 triliun. Begitupun dengan aset perusahaan, tercatat sebanyak Rp 56,09 triliun. Pencapaian ini tumbuh 6,25% yoy dibandingkan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 52,79 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat