JAKARTA. PT United Tractor Tbk menargetkan penjualan truk tahun ini sebesar 2.000 unit, atau sama seperti target tahun 2015. Hal ini disebabkan melihat permintaan traktor yang menurun pada tahun 2015. Menurut Sekretaris Perusahaan PT United Tractor Tbk Sara K. Loebis penurunan penjualan alat berat disebabkan rendahnya permintaan dari dua sektor yang selama ini menjadi penopang penjualan produsen.
”Sektor pertambangan dan perkebunan yang selama ini memberikan kontribusi paling besar pada industri alat berat, sekarang sepi order,” Ungkap Sara kepada KONTAN, Kamis (14/1) kemarin. Sara mengungkapkan prediksinya di 2016 ini akan masih sama seperti tahun 2015. Melihat harga komoditas dari perkebunan dan pertambangan yang masih jatuh. sehingga membuat permintaan perusahaan pada sektor tersebut
wait and see untuk membeli alat baru. ”Seperti harga batu bara yang sekarang masih dibawah US$ 60 perton. Jadi situasinya sama saja,” kata Sara. Dia mengungkapkan Hingga November di 2015 kemarin penjualan alat berat United Tractor menurun sebesar 40% menjadi 2.002 unit. Untuk itu perusahaan pada tahun ini mematok target yang tidak muluk-muluk, yaitu 2.000 unit sama seperti tahun 2015. Adapun sektor konstruksi yang dharapkan tumbuh pada tahun ini. ”Kita melihatnya akan banyak pembangunan tahun ini, walaupun tidak menyumbang banyak ke pendapatan, tapi cukup menolong,” Ucap sara. Selain itu guna mendorong pendapatan, perusahaan yang berkode emiten UNTR ini juga mendorong penjualan spare parts dan service karena memberiakan kontribusi yang lumayan tahun kemarin.
”Penjualan
parts dan
service kit meningkat 6% menjadi Rp 4,6 miliar hingga September kemarin. Makanya tahun ini kita dorong lagi,” Ucap Sara. Dia menambahkan bahwa penjualan Komatsu eskavator masih besar ketimbang Scania dan UD Trucks. Sebagai catatan secara keseluruhan kontribusi pendapatan PT United Tractor Indonesia Tbk berasal dari kontrak penambangan sebesar 61%, penjualan mesin konstruksi 28%, penambangan 9%, dan industri konstruksi 2%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto