United Tractor sudah serap 40% belanja modal



KONTAN.CO.ID - PT United Tractor Tbk (UNTR) sudah menghabiskan 40% dari total anggaran belanja modal tahun ini yang sebesar US$ 560 juta. Artinya, anak usaha Grup Astra ini sudah mengeluarkan dana US$ 224 juta.

"Mostly untuk kontraktor penambangan, guna mengganti alat yang sudah usang," ujar Sara K. Loebis, Sekretaris Perusahaan UNTR kepada KONTAN, Kamis (24/8).

Hal ini sejalan dengan porsi alokasi capex perusahaan, yakni sekitar 80% dialokasikan untuk segmen bisnis kontraktor pertambangan. Sementara, sisanya untuk segmen bisnis tambang dan konstruksi.


Hasilnya memang terlihat. Di paruh pertama tahun ini, pendapatan UNTR naik 30% year on year (yoy) menjadi Rp 29,4 triliun. Peningkatan pendapatan bersih ini berkat lonjakan penjualan alat berat, produksi batu bara dan overburden removal. Dan yang tidak dilupakan kenaikan harga  batu bara.

Adrianus Bias Prasuryo, analis UOB Kay Hian menilai, posisi penjualan UNTR sudah sesuai dengan ekspektasi. Perusahaan ini mampu meraup pendapatan Rp 18,1 triliun dari segmen alat berat. Adapun realisasinya hingga semester I lalu sebesar Rp 11,2 triliun.

Secara keseluruhan, Adrianus memprediksi UNTR akan mencatat penjualan Rp 56,89 triliun hingga akhir tahun nanti. Angka ini meningkat 24% dibanding realisasi tahun lalu, Rp 45,54 triliun.

UNTR punya peluang besar untuk merealisasikan target kinerjanya tahun ini. "Siklusnya, permintaan kontrak penambangan dan konstruksi akan lebih ramai mulai semester II," tulis Adrianus dalam riset 10 Agustus 2017.

Performa UNTR nanti juga bakal didorong oleh segmen bisnis batubara, apalagi jika kondisi harga batubara bisa tetap stabil. Adrianus malah memprediksi jika UNTR bisa meraup pendapatan lebih besar dari segmen bisnis ini.

"Setiap ada kenaikan harga batubara sebesar US$5 akan mengubah proyeksi pendapatan sebesar 4,3%," jelas Adrianus.

Ia merekomendasikan buy UNTR dengan target harga Rp 31.500 per saham. Level harga tersebut mencerminkan price earning ratio sebesar 14,2 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon