United Tractors kebanjiran berkah komoditas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) masih terus mengukir kinerja yang positif. Anak usaha dari Astra International Tbk (ASII) ini mencatatkan kenaikan selama semester pertama 2018.

Sepanjang enam bulan pertama, pendapatan UNTR tercatat Rp 38,94 triliun atau melesat 32,31% dibanding dengan periode yang sama tahun 2017. Kenaikan pendapatan ini membuat laba bersih perusahaan naik signifikan hingga 60,11% menjadi Rp 5,74 triliun di akhir Juni 2018 lalu.

Keberhasilan perusahaan mengerek pendapatannya pada enam bulan pertama ini datang dari kenaikan penjualan alat berat. Analis Sinarmas Sekuritas Richard Suherman menjelaskan, penjualan Komatsu berhasil naik 37% menjadi 2.400 unit di semester pertama lalu. "Angka ini 50% dari estimasi penjualan Komatsu yang kami targetkan," katanya dalam riset 14 Agustus 2018.


Memang permintaan alat berat dari sektor pertambangan, perkebunan dan konstruksi sedang tinggi. "Permintaan dari sektor pertambangan naik hampir dua kali lipat dari tahun lalu," tambah Richard.

Akuisisi Martabe

Richard bahkan melihat, dengan permintaan yang membludak, UNTR diperkirakan sudah mengamankan pendapatan dari penjualan Komatsu hingga 12 bulan mendatang. Walau masih mantap dengan sektor tambang batubara, UNTR kini mulai melakukan diversifikasi guna mengamankan kinerja perusahaan untuk selanjutnya.

Mengingat harga batubara rentan koreksi. Ini dilakukan dengan akuisisi tambang emas Martabe di Sumatra Utara. UNTR masuk melalui anak usahanya PT Danusa Tambang Nusantara dengan menguasai 95% saham di PT Agincourt Resources dengan nilai transaksi mencapai US$ 918 juta.

Sebagai bagian dari transaksi, UNTR dan PT Pama Persada Nusantara akan memberikan pinjaman kepada Agincourt maksimum sebesar US$ 325 juta. Dana tersebut akan digunakan untuk membayar pinjaman perusahaan Agincourt.

Analis Bahana Sekuritas Andri Ngaserin menjelaskan, dengan diversifikasi lini bisnis ini, kinerja UNTR tidak lagi terbebani jika harga batubara melemah. "Akuisisi ini diharapkan bisa membuat laba bersih UNTR ikut meningkat," kata Andri dalam riset 14 Agustus lalu.

Ia pun menargetkan sampai akhir tahun ini, laba perusahaan bisa mencapai Rp 11,3 triliun dengan pendapatan mencapai Rp 85,7 triliun.

Analis Kresna Securities Robertus Yanuar Hardy menambahkan, akuisisi ini tidak hanya memberikan dampak positif terhadap UNTR sendiri namun secara merata akan dirasakan anak usahanya juga. "Ada kemungkinan Pama Persada Nusantara juga menerima peningkatan order untuk jasa penambangan," jelas dia, Selasa (21/8).

Apalagi akuisisi tersebut tidak memberatkan UNTR dengan adanya penambahan utang perbankan. Soalnya, anak usaha Astra Grup ini menggunakan kas internal perusahaan. Posisi kas UNTR di akhir Juni lalu mencapai Rp 17,51 triliun.

Ini membuat Robertus merekomendasikan beli saham UNTR di target harga Rp 40.000. Setali tiga uang, Andri menyarankan beli dengan target harga Rp 46.300 per saham. Sedangkan Richard merekomendasikan beli di harga Rp 43.750 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati