KONTAN.CO.ID - PT United Tractors Tbk (”Perseroan”) pada hari ini mengumumkan laporan keuangan konsolidasian sampai dengan triwulan ketiga tahun 2022. Perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp91,5 triliun atau naik sebesar 58% dari Rp57,8 triliun pada periode yang sama tahun 2021. Seiring dengan peningkatan pendapatan bersih, laba bersih Perseroan meningkat 103% menjadi Rp15,9 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp7,8 triliun. Masing-masing segmen usaha, yaitu: Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan, Pertambangan Batu Bara, Pertambangan Emas dan Industri Konstruksi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 30%, 36%, 27%, 6% dan 1% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian. Segmen Usaha Mesin Konstruksi
Segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 107% menjadi 4.534 unit dibandingkan tahun lalu sebesar 2.194 unit. Berdasarkan riset pasar internal, Komatsu memimpin pangsa pasar alat berat sebesar 28%. Pendapatan Perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat juga mengalami peningkatan sebesar 35% menjadi Rp7,5 triliun. Penjualan UD Trucks mengalami penurunan dari 340 unit menjadi 331 unit, dan penjualan produk Scania turun dari 471 unit menjadi 152 unit. Penurunan penjualan pada kedua merek tersebut disebabkan oleh adanya kendala pasokan produk. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi meningkat sebesar 74% menjadi Rp27,4 triliun dibandingkan pada periode yang sama tahun 2021. Segmen Usaha Kontraktor Penambangan Segmen usaha Kontraktor Penambangan dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Sampai dengan bulan September 2022, Kontraktor Penambangan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp33,2 triliun, naik 37% dari Rp24,2 triliun. PAMA mencatat penurunan volume produksi batu bara sebesar 5% dari 88 juta ton menjadi 83 juta ton dan peningkatan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 10% dari 630 juta bcm menjadi 691 juta bcm, dengan rata-rata stripping ratio sebesar 8,3x meningkat dari 7,2x. Segmen Usaha Pertambangan Batu Bara Segmen usaha Pertambangan Batu Bara dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA). Sampai dengan bulan September 2022 total penjualan batu bara mencapai 7,8 juta ton,termasuk 1,6 juta ton batu bara metalurgi, atau sedikit meningkat apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 sebesar 7,7 juta ton. Didorong dengan meningkatnya rata-rata harga jual batu bara, pendapatan segmen usaha Pertambangan Batu Bara meningkat sebesar 138% dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 menjadi Rp24,4 triliun. Segmen Usaha Pertambangan Emas Segmen usaha Pertambangan Emas dijalankan oleh PT Agincourt Resources (PTAR) yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Sumatera Utara. Sampai dengan bulan September 2022, total penjualan setara emas dari Martabe mencapai 216 ribu ons, turun 16% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 sebanyak 258 ribu ons, karena adanya penurunan kadar emas yang ditambang. Pendapatan bersih segmen usaha Pertambangan Emas turun 11% dari Rp6,5 triliun menjadi Rp5,8 triliun. Rata-rata harga jual emas pada triwulan ketiga tahun 2022 sebesar USD1.826 per ons meningkat sebesar 4% dari USD1.750 per ons. Segmen Usaha Industri Konstruksi Segmen usaha Industri Konstruksi dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACSET). Sampai dengan bulan September 2022, Industri Konstruksi membukukan pendapatan bersih sebesar Rp729 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp1,1 triliun pada periode yang sama tahun 2021. ACSET membukukan rugi bersih sebesar Rp227 miliar, turun dibandingkan rugi bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp386 miliar. Kerugian bersih terutama disebabkan oleh perlambatan beberapa proyek yang sedang berlangsung dan berkurangnya kontrak baru. Segmen Usaha Energi Sejalan dengan strategi pengembangan usaha di sektor energi yang ramah lingkungan, Perseroan telah menetapkan bisnis Energi Baru dan Terbarukan sebagai salah satu strategi transisi Perseroan. Untuk mempercepat pengembangan EBT, pada akhir tahun 2021 seluruh bisnis energi dalam grup dikonsolidasikan melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN). Sampai dengan bulan September 2022, EPN telah memasan Rooftop Solar PV mencapai 5,2MWp dan 837 kWp sedang dalam proses instalasi. Perseroan saat ini mengoperasikan satu pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) yaitu PLTM Kalipelus berkapasitas 0,5 MW di Jawa Tengah, dan sedang membangun pembangkit listrik tenaga minihidro lainnya yakni PLTM Besai Kemu di Lampung, Sumatra. PLTM Besai Kemu memiliki kapasitas sebesar 7MW dan diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2023. Selain itu, Perseroan juga menargetkan beberapa proyek pembangkit listrik tenaga minihidro di area Sumatra dengan total potensial kapasitas lebih dari 20 MW. Pada bulan Agustus 2022, Perusahaan melalui anak usaha melakukan investasi pada PT Arkora Hydro Tbk (Arkora) dengan kepemilikan saham sebesar 31,49%. Arkora saat ini mengoperasikan dua PLTM, yaitu PLTM Cikopo 2 di Jawa Barat dengan kapasitas 7,4 MW dan PLTM Tomasa 10 MW di Sulawesi Selatan. Arkora juga sedang membangun dua PLTM, yaitu PLTM Koro Yaentu berkapasitas 10 MW dan PLTM Kukusan 2 berkapasitas 5,4 MW yang masing-masing diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2023 dan 2024. Setelah kedua PLTM ini beroperasi nanti, Arkora akan memiliki pembangkit listrik dengan total kapasitas terpasang sebesar 32,8 MW.
Perseroan juga berencana melakukan pengembangan proyek energi terbarukan lainnya seperti hydropower, solar PV, geothermal, wind power dan waste-to-energy. Proyek-proyek ini konsisten dengan strategi Perseroan untuk meningkatkan kompetensi di berbagai potensi energi terbarukan dalam rangka mencapai portofolio bisnis yang berkelanjutan. Pada tanggal 12 Juli 2022, Perseroan menyampaikan keterbukaan informasi tentang pembelian kembali saham dengan nilai sebanyak-banyaknya sebesar Rp5 triliun. Selanjutnya pada tanggal 11 Oktober 2022, Perseroan mengumumkan kembali mengenai perpanjangan periode pembelian kembali saham selama3 (tiga) bulan kedepan.
Baca Juga: Per September 2022, United Tractors (UNTR) Telah Capai 82,4% dari Target Penjualan Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti