KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pertambangan yang berada di bawah Group Astra, PT United Tractors Tbk (
UNTR), melalui anak usaha yang bergerak di sektor pertambangan emas, PT Agincourt Resources (PTAR), mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatra Utara. Selain itu, PT Sumbawa Jutaraya (SJR) yang juga merupakan bagian dari UNTR, mengelola tambang emas di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Hingga Juni 2024, total penjualan emas dari tambang Martabe mencapai 110.000 ons. Jumlah tersebut naik tipis dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang mencatatkan penjualan sebesar 109.000 ons.
"Penjualan emas hingga semester pertama tahun ini adalah 110.000 ons. Kami memproyeksikan penjualan untuk semester kedua akan sesuai dengan ekspektasi tahunan kami, sekitar 200.000-210.000 ons," ujar
Corporate Secretary United Tractors, Sara K. Loebis, kepada Kontan, Rabu (31/7). Sara menuturkan bahwa SJR telah memulai produksi pada akhir semester pertama 2024 dan diharapkan dapat mencatatkan penjualan emas pada semester II-2024 dengan proyeksi penjualan sekitar 20.000 ons.
Baca Juga: Produksi Emiten Tambang Emas Berkilau pada Semester I-2024 Catatan Kontan, UNTR merencanakan adanya kenaikan produksi emas dari Tambang Martabe pada 2024. Sara merinci, penjualan emas Tambang Martabe ditargetkan mencapai 210.000 oz, naik dari estimasi penjualan Martabe tahun 2023 yang di kisaran sekitar 175.000 oz. Menurut Sara, produksi emas yang kembali meningkat bisa terjadi ketika kapasitas fasilitas tailing storage sudah diperluas. Sementara itu, volume penjualan tambang emas baru milik UNTR yakni Sumbawa Jutaraya (SJR) diestimasikan mencapai 25.000 oz. Sehingga, jika ditotal, proyeksi penjualan emas UNTR tahun ini adalah 235.000 oz. Sebagai tambahan informasi, UNTR mencatatkan penurunan kinerja di semester I 2024. UNTR mencatatkan laba bersih Rp 9,53 triliun di semester I 2024, turun 15% secara tahunan alias
year on year (yoy). Penurunan laba bersih ini sejalan dengan melemahnya pendapatan. UNTR mengantongi pendapatan sebesar Rp 68,6 triliun di semester I-2024, turun 6% YoY.
“Penurunan pendapatan, ditambah dengan biaya keuangan yang lebih tinggi dan kerugian selisih kurs menyebabkan penurunan laba bersih Perseroan sebesar 15% yoy,” ujar manajemen UNTR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari