United Tractors (UNTR) diproyeksikan kehilangan pendapatan 3,8% dari kontrak Adaro



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) diproyeksikan kehilangan pendapatan 3,8% menyusul berakhirnya kontrak dengan Adaro Energy.

Berdasarkan riset JP Morgan pada 9 Maret lalu, disebutkan Adaro adalah salah satu penambang batubara terbesar di Indonesia dan menyumbang 8% dari volume tahunan Pama. Adapun pada tahun lalu, Pama menghasilkan pendapatan Rp 29,2 triliun atau menyumbang 48% dari total pendapatan UNTR sebesar Rp 60,3 triliun.

Secara efektif, hilangnya Adaro sebagai klien Pama akan berdampak pada sekitar 3,8% dari total pendapatan UNTR. "Kami yakin ini akan memberikan tekanan jangka pendek pada UNTR, sampai ada kejelasan lebih lanjut dari manajemen terkait kontrak klien baru untuk mengimbangi hilangnya pendapatan dari Adaro," ungkap JPMorgan dalam riset.


Kendati begitu, harga batubara Newcastle baru-baru ini naik menjadi US$ 87 per ton dibandingkan pertengahan lalu yang mana sebesar US$ 50 per ton. Karenanya, hal tersebut dapat membantu mengimbangi potensi hilangnya pendapatan dari Adaro dari potensi pendapatan yang lebih tinggi dari bisnis traktor, Pama dan pertambangan batubara Tuah Turangga Agung.

Baca Juga: Kontrak Adaro berakhir, United Tractors (UNTR) optimistis kontribusi Pama tetap besar

Dalam riset tersebut, JP Morgan menyematkan peringkat overweight pada UNTR. "Kami yakin harga saham UNTR akan mengungguli indeks IHSG dalam 12 bulan mendatang," tulisnya.

Pandangan positif tersebut didasarkan pada meningkatnya kontribusi pendapatan emas menjadi lebih dari 35% pada tahun 2021 sesuai dengan harga emas baru-baru ini yang melonjak menjadi sekitar US$ 1.800 per ons troi. Selain itu, tren harga batubara terendah di US$ 50 per ton untuk benchmark Newcastle, dan penilaian ringan pada lebih dari 10x PER dibandingkan rata-rata historis sepuluh tahun sebesar 12x didukung dengan generasi FCF yang kuat dan 4%+ hasil dividen.

JP Morgan merekomendasikan UNTR dengan target harga Rp 33.000 per saham. Target tersebut setara price to earning ratio (PER) 11,5x. Di mana valuasi PER berada di bawah rata-rata 10 tahun yaitu 12x. Selasa (16/3), harga saham UNTR menguat 0,35% ke Rp 21.175 per saham.

Baca Juga: Kontraktor Adaro Beralih dari Pamapersada ke BUMA, Begini Dampaknya Buat UNTR & DOID

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati