KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dinilai membawa angin segar bagi PT United Tractors Tbk (
UNTR). Analis Mirae Asset Sekuritas Juan Harahap meningkatkan rekomendasi saham UNTR menjadi
buy dari sebelumnya
trading buy. Adapun target harga yang dipasang untuk rekomendasi ini adalah Rp 39.800. Juan menilai, margin keuntungan anak usaha PT Astra International Tbk (
ASII) ini akan meningkat seiring melemahnya nilai tukar rupiah. Sebab, semua pendapatan kontrak penambangan milik UNTR terkait dengan nilai tukar dolar AS. Sementara hanya sekitar 70% dari biaya kontrak penambangannya yang terkait dengan dolar AS.
Adapun pelemahan rupiah terhadap dolar AS sejalan dengan pola pelemahan mata uang lainnya. Pelemahan ini terjadi pasca kenaikan kenaikan tingkat suku bunga The Fed sebanyak 75 basis point (bps).
Baca Juga: Rekomendasi Saham Hari Ini (27/6): Delapan Saham Untuk Ide dan Trading Awal Pekan Ini merupakan kenaikan Fed rate tertinggi sejak 1994, di tengah kebijakan The Fed memerangi tingkat inflasi yang masih tinggi. Asal tahu saja, pada Mei 2022, UNTR menjual 338 alat berat Komatsu. Jumlah ini turun 8,15% dari penjualan di April 2022 sebesar 368 unit Komatsu. Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, penjualan di Mei 2022 naik 102%, dimana penjualan pada Mei 2021 hanya mencapai 167%. Juan mengatakan, penurunan angka penjualan alat berat disebabkan oleh musim perayaan keagamaan dan jumlah hari libur nasional yang lebih banyak di bulan Mei. Namun, UNTR mampu mengirimkan alat berat ukuran raksasa yang jauh lebih tinggi tahun ini, yang memiliki harga jual jauh lebih tinggi daripada yang berukuran kecil. Juan meyakini, penjualan unit Komatsu akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang seiring solidnya permintaan alat berat, terutama dari sektor pertambangan. Di segmen kontraktor tambang melalui anak usahanya yakni Pamapersada Nusantara, UNTR melaporkan produksi lapisan penutup atau overburden removal (OB) sebanyak 72,8 juta bank cubic meter (bcm), turun tipis 1,62% dari volume OB di April 2022 sebanyak 74 juta bcm. Realisasi produksi batubara UNTR juga turun 5,8% dari 8,6 juta ton menjadi 8,1 juta ton di Mei 2022. Sepanjang lima bulan pertama 2022, UNTR memproduksi 40,6 juta ton batubara, turun 13,43% secara
year-on-year (yoy).
Turunnya tingkat produksi Pama dinilai karena tingginya curah hujan dan banyaknya hari libur. Namun, Juan memperkirakan, volume kontrak pertambangan Pama akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang.
“Ini didukung oleh cuaca yang lebih baik, harga batubara yang tinggi secara berkelanjutan, dan berkurangnya hari libur nasional,” tulis Juan dalam riset, Senin (27/6). Juan memoles asumsi kinerja UNTR dengan memperhitungkan peningkatan penjualan Komatsu, harga batubara, dan asumsi nilai tukar rupiah. Tahun ini, UNTR diproyeksikan bakal membukukan pendapatan hingga Rp 103,55 triliun dan akan naik menjadi Rp 109,48 triliun di tahun depan. Sementara dari sisi bottomline, konstituen indeks Kompas100 ini diramal bakal membukukan laba bersih senilai Rp 15,33 triliun pada 2022 dan akan naik menjadi Rp 16,46 di 2023. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi